Selasa 05 Jun 2018 23:54 WIB

'Gettho' Rohingya di Sittwe Myanmar.

Semua kebutuhan hidup pengungsi ini dipasok melalui bantuan dari organisasi amal..

Rep: Edwin Dwi Putranto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Warga muslim rohingya menunggu penyaluran bantuan berupa paket makanan di Kamp Pengungsi Rohingya di Propinsi Sittwe, Myanmar. (FOTO : Edwin Dwi Putranto/Republika)

Seorang anak Rohingya menatap dari balik rumah darurat di Kamp Pengungsi Rohingya di Propinsi Sittwe, Myanmar. (FOTO : Edwin Dwi Putranto/Republika)

Suasana perumahan di Kamp Pengungsi Rohingya di Propinsi Sittwe, Myanmar. (FOTO : Edwin Dwi Putranto/Republika)

Pengungsi Rohingya melintas membawa karung bantuan pangan dari lembaga donor di Kamp Pengungsi Rohingya di Propinsi Sittwe, Myanmar. (FOTO : Edwin Dwi Putranto/Republika)

Sejumlah anak Rohingya bermain di Kamp Pengungsi Rohingya di Propinsi Sittwe, Myanmar. (FOTO : Edwin Dwi Putranto/Republika)

Sejumlah anak Rohingya bermain di Kamp Pengungsi Rohingya di Propinsi Sittwe, Myanmar. (FOTO : Edwin Dwi Putranto/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, SITTWE -- Persoalan etnis Rohingya masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Di Sittwe, ibukota negara bagian Rakhine, Myanmar, ribuan etnis Rohingya masih tinggal di sejumlah kamp pengungsian yang tersebar di sekitar kota ini. Total ada sekitar 20 lokasi kamp pengungsi korban konflik rohingya di Sittwe. Mereka adalah muslim Rohingya korban konflik besar pada tahun 2012 silam.

Kehidupan para pengungsi di sejumlah kamp di Sittwe sangatlah tidak layak. Seperti di kamp pengungsian Dar Pang yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Sittwe. Bangunan tempat tinggal di lokasi kamp pengungsian itu kebanyakan terbuat dari bambu, beralaskan tanah dan beratapkan terpal. Tidak ada listrik di lokasi kamp. 

Semua kebutuhan hidup para pengungsi ini dipasok melalui bantuan dari organisasi kemanusiaan ataupun negara-negara donor. Akses kehidupan mereka dibatasi hanya di sekitar wilayah lokasi kamp dan dijaga oleh aparat kepolisian serta militer.

Pengungsi rohingya di kamp sangat tergantung dari bantuan kemanusiaan. Hal ini sebagai akibat dari dibatasinya kehidupan mereka. Anak-anak di kamp kebanyakan tidak mendapatkan akses pendidikan.

Menurut Hasyim, seorang warga rohingya di kamp pengungsian Sittwe, para muslim rohingya yang hidup di kamp pengungsian penuh dengan ketidakpastian. "Tidak ada masa depan di sini," ujarnya. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement