Sejumlah pelajar membawa meja untuk digunakan belajar di kelas tenda darurat pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar membawa bangku untuk digunakan belajar di kelas tenda darurat pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Sejumlah pelajar membawa bangku secara estafet untuk digunakan belajar di kelas tenda darurat pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Guru dan siswa membawa bangku untuk digunakan belajar di kelas tenda darurat pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar saat mengikuti kegiatan belajar mengajar pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar saat mengikuti kegiatan belajar mengajar pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar saat mengikuti kegiatan belajar mengajar pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Warga mendaftarkan anaknya pada hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Suasana hari pertama sekolah di SDN Mutiara, Desa Cibeber II, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/7, siswa terpaksa belajar di tenda karena gedung sekolah yang kondisinya sudah tidak layak.
Satu ruangan kelas telah roboh akibat terdampak guncangan gempa di Lebak, Banten, beberapa waktu lalu. Sehingga, beresiko membahayakan keselamatan siswa dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.
Meskipun pemerintah setempat sudah mengetahui keadaan sekolah tersebut, namun hingga kini bantuan untuk memperbaiki gedung sekolah yang tidak layak masih belum terlaksana.