Sabtu 25 Aug 2018 22:30 WIB

Republika Kembali Gelar 'Fun Science' untuk Siswa SD

Kegiatan ini bertujuan untuk mengikis anggapan negatif anak-anak terhadap sains..

Rep: Mahmud Muhyidin/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Peserta mengikuti kegiatan Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (25/8). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Peserta mengikuti kegiatan Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (25/8). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Pengajar memberikan arahan kepada peserta saat kegiatan Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (25/8). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Peserta mengikuti kegiatan Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (25/8). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Peserta mengikuti kegiatan Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (25/8). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Peserta mengikuti kegiatan Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (25/8). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Peserta melempar bola saat mengikuti kegiatan Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (25/8). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harian Republika bersama Klinik MIPA (KPM) menggelar kegiatan belajar dan bermain bertajuk 'Fun Science' di gedung Harian Republika, Jakarta, Sabtu (25/8). Sebanyak 70 anak kelas 3 hingga 6 sekolah dasar mengikuti kegiatan yang rutin digelar setiap bulannya.

Ruang 'Hikmah' yang digunakan sebagai kelas pun dipenuhi riuh suara anak-anak yang sudah datang sejak beberapa jam sebelum kegiatan dimulai. Dalam kegiatan 'Fun Science' ini, peserta diajak belajar matematika dengan konsep kegiatan jual beli sehari-hari. Selain itu, anak-anak juga melakukam praktikum fisika dan kimia dengan beragam properti seperti balon, minuman soda, garam dan kelereng.

Wakil Pemimpin Redaksi Harian Republika, Nur Hasan Murtiaji, mengatakan kegiatan 'Fun Science' yang telah rutin dihelat sejak September 2016 lalu ini, bertujuan untuk mengikis anggapan negatif anak-anak terhadap sains.

"Anak-anak kalau bicara sains cenderung sudah pusing duluan. Kita bentuk acara ini supaya mereka tidak berpikir sains sebagai suatu yang susah," ujarnya, Sabtu (25/8).

Selain itu, naluri anak-anak yang suka bermain juga dikemas agar peserta belajar tidak merasa sedang belajar secara konvensional. "Karena itu dibuat format belajar bermain sambil belajar, karena jiwa pelajar sekolah dasar memang cenderung suka permainan," kata dia.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement