Selasa 28 Aug 2018 23:39 WIB

Rumah Anti Gempa Suku Sasak di Lombok Tengah

Kampung ini hampir tidak mengalami kerusakan berarti akibat guncangan gempa Lombok.

Rep: Iman Firmansyah/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Jalan raya di depan Kampung Adat Sade di Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. (FOTO : Iman Firmansyah/Republika)

Salah satu Kampung Adat Sade di Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. (FOTO : Iman Firmansyah/Republika)

Warga memintal benang sebagai bahan baku kain tenun di Kampung Adat Sade di Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. (FOTO : Iman Firmansyah/Republika)

Gerbang depan Kampung Adat Sade di Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. (FOTO : Iman Firmansyah/Republika)

Mardun menerangkan keunikan bangunan dan suana kampung Adat Sade di Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. (FOTO : Iman Firmansyah/Republika)

Bangunan Bale di Kampung Adat Sade, Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. (FOTO : Iman Firmansyah/Republika)

Bangunan dengan atap khas rumah suku Sasak di Kampung Adat Sade, Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. (FOTO : Iman Firmansyah/Republika)

Gerbang depan Kampung Adat Sade di Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. (FOTO : Iman Firmansyah/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Sebulan terakhir,  Pulau Lombok diguncang gempa dahsyat. Empat gempa berkekuatan 6 hingga 7 skala Richter berpusat di utara dan timur lombok. Ratusan gempa susulan dengan kekuatan berbeda turut mendera pulau ini. Korban tewas tercatat mencapai 563 jiwa. Sementara ratusanribu warga mengungsi kehilangan tempat tinggalnya. Guncangan pun tidak hanya terasa dan merusak di wilayah Lombok. Bali dan Pulau Sumbawa turut terkena imbasnya.

 

Di tengah berbagai kerusakan yang terjadi di Lombok, terdapat  perkampungan yang hampir tidak mengalami kerusakan berarti akibat guncangan gempa bumi. Adalah Kampung Sade yang terdapat di wilayah Lombok tengah. Kampung adat tertua yang diperkirakan berdiri sejak 1089 M.

 

Bangunan di kampung yang berpenghunikan 150 Keluarga  suku  asli Sasak ini menjadi rumah anti gempa tradisional. Setiap rumahnya terbuat dari bahan baku  alami seperti alang- alang, bambu dan tanah liat.

 

Karena itulah rumah Kami  dari berbahan alami jadi tahan ketika ada guncangan,” ujar Mardun salah seorang warga Desa Sade. “Yang Kami takutkan di sini adalah kebakaran. Karena bahan rumah kami yang mudah terbakar,” imbuhnya.  

 

Selain memiliki konstruksi anti gempa. Kampung ini pun kampung  wisata yang terbuka selama 24 jam. Karena kampung wisata ini dihuni warga  sehingga bisa didatangi wisatawan kapanpun, tidak seperti  tempat wisata lainnya.

 

Wisatawan datang menikmati suasana perkampungan dengan rumah-rumah beratapkan alang-alang. Aktivitas warga Kampung Sade pun menjadi daya tarik tersendiri. Mulai dari memenenun kain tradisional, membuat topi atau anak bermain hingga aktivitas  warga lainnya. 

Peristiwa gempa berkepanjanga akhir-akhir ini membuktikan kehebatan leluhur kita dalam membangun rumah. Bangunan yang dibuat berdasarkan kearifan lokal dan kondisi sosial geografis setempat.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement