Win Lae Phyu Sin Blogger Berhijab Myanmar
Kebanyakan muslim di Myanmar memilih tidak menonjol untuk menghindari intimidasi..
Rep: Ang Wang, Shoon Naing/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi
Win Lae Phyu Sin berpose di tengah kota Yangon, Myanmar.. (FOTO : Ann Wang/Reuters)
Win Lae Phyu Sin mememilih mengenakan hijab ditengah terpaan persekusi terhadap muslim Myanmar (FOTO : Ann Wang/Reuters)
Akun Facebook Win Lae Phyu Sin tampak di layar monitor komputer. Sin memiliki ribuan follower jumlah yang tergolong besar untuk pesohor dunia maya di Myanmar. (FOTO : Ann Wang/Reuters)
Keluarga Win Lae Phyu Sin berkumpul di rumah usai berbuka puasa pada bulan Ramadan, di Yangon, Myanmar. (FOTO : Ann Wang/Reuters)
Win Lae Phyu Sin merias temanya yang akan mengikuti acara sebelum pernikahan di Yangon, Myanmar. (FOTO : Ann Wang/Reuters)
Win Lae Phyu Sin, berfoto bersama rekan sekolahnya semasa SMA di Yangoon, Myanmar. (FOTO : Ann Wang/Reuters)
Win Lae Phyu Sin menghadiri reuni bekas sekolahnya di Yangon, Myanmar. (FOTO : Ann Wang/Reuters)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, YANGOON -- Bukan hal mudah bagi seorang muslimah berada di negara yang mayoritas non muslim. Terlebih negara yang baru-baru ini dikenal mempersekusi minoritas muslim di negara tersebut.
Kebanyakan muslim di negeri ini memilih tidak terlalu menonjol untuk menghindari intimidasi. 5 persen dari 50 juta jiwa penduduk Myanmar adalah muslim. Mereka harus berjuang keras sekedar memperoleh ijin mendirikan masjid.
Selain ijin mendirikan tempat ibadah, muslim Myanmar (apapun latar belakang etnis mereka) dipersulit memperoleh kartu identitas resmi yang dikeluarkan pemerintah.
Stigma seruap dialami oleh Win Lae Phyu Sin, seorang muslimah Myanmar di Yangon, Myanmar. Gadis berusia 19 tahun ini seorang 'blogger', profesi yang jarang ditekuni di negeri junta militer ini.
Namun Phyu Sin memilih tampil lebih dari itu. Dengan mengenakan hijab -- sesuatu yang sangat langka di negeri ini-- Phyu Sin dikenal sebagai instruktur kecantikan melalui vlog tutorialnya. Phyu Sin pun memiliki ribuan follower di akun medsosnya.
sumber : Reuters