REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Hidup mandiri di tengah keterbatasan menjadi permasalahan yang dihadapi oleh penyandang difabel. Hal ini yang menjadi perhatian Yayasan Bunga Bali di Denpasar, Bali. Di yayasan ini para penyandang cacat dilatih tetap mandiri dan bekerja untuk mencari penghidupan.
Para anggota panti terbiasa saling untuk menuruni jalan ke tempat kerja. Masing-masing sudah berada di tempatnya. Ada yang memotong pola dan sekaligus menghaluskan. Ada yang bersiap mengecat aneka warna. Atau mencocokkan untuk puzzle.
Mereka mengerjakan aneka mainan edukasi anak-anak dari bahan kayu. Ada puzzle berbentuk Pulau Bali, mainan balok bentuk kereta api, dan juga mainan edukasi lainya. Dua orang mengerjakan pemotongan kayu menjadi pola puzzle dan menghaluskan. Untuk pegecatan dilakukan oleh satu orang. Kemudian yang lain melakukan finishing.
Mereka bekerja sambil bercerita ringan kepada saya. Bagaimana mereka sampai di Yayasan Bunga Bali. Bermacam-macam latar belakang mereka menjadi disabilitas. Ada yang disebabkan kecelakaan dan ada juga yang kaerna penyakit. Bahkan, ada yang menemukan pasangan hidup di yayasan.
“Awal mula mengerjakan mainan edukasi saat ada relawan dari luar negeri,” kata Ketua Yayasan Bunga Bali Nyoman Dana. Kemudian dari pihak yayasan mengembangkan hingga saat ini.
Kerajinan mainan edukasi mereka dipasarkan di hotel-hotel, pasar seni, serta sekolah-sekolah. Karya mereka tidak berbeda dengan kerajinan pabrikasi. Pasar kerajinan mereka saat ini masih untuk sekitaran Bali