Jumat 14 Dec 2018 22:02 WIB

Penyintas Gempa dan Likuefaksi di Palu - Donggala (2)

.

Rep: Wahyu Putro/Antara/ Red: Yogi Ardhi

Sukur Sultan membawa foto keluarga yang meninggal akibat gempa dan tsunami di Wani, Donggala, Sulawesi Tengah. (FOTO : Wahyu Putro/Antara)

Nina Salilama berpose di depan rumahnya yang rusak akibat gempa dan tsunami di Wani, Donggala, Sulawesi Tengah. (FOTO : Wahyu Putro/Antara)

Yuslifa berpose di depan rumahnya yang rusak akibat likuifkasi di Lere, Palu, Sulawesi Tengah. (FOTO : Ismar Patrizki/Antara)

Abdullah H Terra berpose di depan rumahnya yang rusak akibat gempa dan tsunami di Wani, Donggala, Sulawesi Tengah. (FOTO : Wahyu Putro/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Cerita lain dituturkan Sukur Sultan. Ia tak kuasa menyelamatkan ibu, anak, dan cucu kesayangannya saat gelombang tsunami setinggi 1,5 meter menggulung kampungnya di Wani, Donggala. Penderitaan Sukur kian besar sebab ia tak lagi punya tempat berteduh karena gempa dan tsunami telah membuat rumahnya rata dengan tanah.

Kisah-kisah tersebut hanya dua dari tak terhitung cerita tentang pengalaman tragis para penyintas gempa, tsunami, dan likuifaksi yang menghantam kawasan pesisir Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu. Mereka memang selamat dari musibah, tapi selamanya mereka akan menyimpan luka. Mereka memang bertahan, tapi harus berusaha tegar untuk mencoba membangun kembali keping demi keping kehidupan dari getir kehancuran.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement