Selasa 08 Jan 2019 23:56 WIB

Setahun Citarum Harum (2)

Waktu setahun mungkin terlalu singkat untuk bisa menikmati hasil kerja besar ini..

Rep: Raisan Al Farisi/ Red: Yogi Ardhi

Foto udara limbah industri di Sungai Cihaur yang bermuara ke Sungai Citarum di Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (11/4). Meski adanya larangan membuang limbah oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mencatat setidaknya 25 perusahaan di Kabupaten Bandung Barat masih membuang limbah industri ke anak Sungai Citarum ini. (FOTO : Raisan Al Farisi/Antara)

Dua orang anak bermain saat banjir di Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/3). (FOTO : Raisan Al Farisi/Antara)

Seorang warga membawa perlengkapan tidur untuk mengungsi dari rumahnya yang terendam banjir di Kampung Bojong Asih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (12/11) (FOTO : Raisan Al Farisi/Antara)

Nelayan mencari ikan di Sungai Citarum kawasan Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (11/2). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menargetkan pemulihan Sungai Citarum akan rampung selama tujuh tahun kedepan yang akan dibagi 22 sektor penataan. (FOTO : Raisan Al Farisi/Antara)

Lansekap Sungai Citarum di kawasan Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (15/1). Pemerintah melalui Badan Pembangunan dan Perencanaan Nasional (Bappenas) akan kembali melanjutkan program revitalisasi Sungai Citarum pada Februari 2018. (FOTO : Raisan Al Farisi/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setahun ini pemerintah pusat turun tangan langsung dengan ambisi besar program Citarum Harum. Target akhir pada 2025 aliran sungai Citarum harus bisa diminum.

Seluruh lembaga terkait berada dalam satu komando pemerintah pusat dalam proses revitalisasi sungai Citarum. Termasuk di dalamnya kepolisian dan TNI dalam menindak pabrik-pabrik nakal pembuang limbah. 

Waktu setahun mungkin terlalu singkat untuk bisa menikmati hasil kerja besar ini. Selain sumber mata air di kawasan Nol Kilometer Sungai Citarum di Situ Cisanti, penampakan sungai ini masih tidak jauh berbeda.  

Limbah berwarna-warni kerap ‘mewarnai’ sungai ini.  Banjir tetap menggenangi beberapa di Kecamatan Dayeuhkolot. Begitupun lautan sampah yang mengapung di aliran sungai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement