REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah bulan Ramadhan sebanyak satu sha kurma atau gandum atas setiap Muslim merdeka atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan." (HR Ibn Umar).
Seorang suami mengeluarkan zakat untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Bayi yang masih dalam kandungan belum terkena wajib zakat fitrah. Bila ada bayi lahir sebelum matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan, maka zakat fitrahnya wajib ditunaikan. Demikian pula dengan orang Muslim yang meninggal dunia setelah matahari terbenam pada hari terakhir Ramadhan.
Selama Ramadhan hingga malam hari raya Idul Fitri atau sebelum khatib naik mimbar saat shalat Idul Fitri, maka zakat fitrah sudah mesti ditunaikan.
Mazhab Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad menyepakati zakat fitrah ditunaikan sebesar 1 sha (setara 2,5 kg di Indonesia) makanan pokok.
Mazhab Imam Hanafi menetapkan besarannya 3,8 kg serta membolehkan membayar dengan uang.
Untuk kehati-hatian, bila membayar dengan beras, maka mengikuti takaran 2,5 kg.
Namun, bila ingin menunaikannya dengan uang, maka patokannya 3,8 kg.
Sumber: Buku Panduan Zakat “Dompet Dhuafa Republika”
Pengolah: Hasanul Rizqa