Warga mengendarai sepeda motor berusaha melewati jalan yang dipenuhi lumpur, bebatuan serta material lainnya pascabanjir bandang di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (14/8). (FOTO : Basri Marzuki/Antara)
Warga bersama anggota TNI mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan pascabanjir bandang di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (14/8). (FOTO : Basri Marzuki/Antara)
Warga bersama anggota TNI mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan pascabanjir bandang di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (14/8) (FOTO : Basri Marzuki/Antara)
Seorang ibu dipandu saat melintasi jalan yang dipenuhi batu besar pascabanjir bandang di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (14/8). (FOTO : Basri Marzuki/Antara)
Warga mengumpulkan barang-barangnya yang masih bisa digunakan pascabanjir bandang di Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (14/8) (FOTO : Basri Marzuki/Antara)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Belasan rumah warga Desa Namo di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah hanyut terseret banjir bandang yang terjadi pada Selasa (13/8) malam. Banjir terjadi sekitar pukul 18.00 Wita menyusul hujan deras yang mengguyur wilayah Kulawi sepanjang hari Rabu.
Kejadian itu cukup menggegerkan warga yang rata-rata baru pulang dari kebun. Sebagian besar warga Desa Namo merupakan petani kakao dan kopi.Apalagi, banjir banyak membawa material potongan kayu yang masih utuh serta batu-batuan.
Akibat bencana itu arus kendaraan dari arah Kulawi menuju Palu dan sebaliknya sempat terhambat, sebelum akhirnya akses jalan yang tertimbun lumpur berhasil dinormalisasi oleh Pemkab Sigi. Belum ada laporan korban jiwa atau hilang, kecuali kerugian materi yang hingga kini belum diketahui nilainya.
Desa Namo merupakan desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Taman Nasional Lore Lindu yang telah ditetapkan Unesco sebagai cagar biosfer dunia pada 1977.
sumber : Antara