Jumat 06 Sep 2019 19:03 WIB

Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Gedung Muhammadiyah

PLN menargetkan pengembangan listrik dengan energi surya lebih dari 1.000 megawatt..

Red: Mohamad Amin Madani

Petugas melakukan perawatan rutin pada instalais Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/9/2019). (FOTO : Thoudy Badai)

Petugas melakukan perawatan rutin pada instalais Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/9/2019). (FOTO : Thoudy Badai)

Petugas melakukan perawatan rutin pada instalais Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/9/2019). (FOTO : Thoudy Badai)

Petugas melakukan perawatan rutin pada instalais Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/9/2019). (FOTO : Thoudy Badai)

Petugas melakukan perawatan rutin pada instalais Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/9/2019). (FOTO : Thoudy Badai)

Petugas melakukan perawatan rutin pada instalais Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/9/2019). (FOTO : Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas melakukan perawatan rutin pada instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/9/2019).

Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan pengembangan listrik dengan energi surya lebih dari 1.000 megawatt guna mengurangi emisi gas buang, pemanasan global serta dampak dari efek rumah kaca. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement