Rabu 09 Oct 2019 22:34 WIB

Al Balad, Sisi Kota Tua Jeddah yang Eksotis (2)

.

Rep: Darmawan/ Red: Yogi Ardhi

Kawasan ini dikenal dengan nama Al Balad, berdiri sejak abad ke-7 masehi. (FOTO : Darmawan/Republika)

Pintu masuk Kota Tua Jeddah merupakan sisa bangunan benteng yang mengelilingi Al Balad. (FOTO : Darmawan/Republika)

Banyak bangunan tua di Al Balad ini berusia hingga ratusan tahun. (FOTO : Darmawan/Republika)

Al-Syafi di Al Balad menjadi lokasi utama keberadaan Kedutaan Besar berbagai negara di Jeddah. (FOTO : Darmawan/Republika)

Pada tahun 2014 Kota Tua Jeddah Al Balad, menjadi situs World Heritage UNESCO. (FOTO : Darmawan/Republika)

Pemerintah kerajaan menganggarkan USD 13 juta untuk merestorasi Kota Tua Jeddah ini. (FOTO : Darmawan/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Celah yang ada pada roshan berguna sebagai ventilasi udara terutama saat musim panas. Letak bangunan pun sangat berdekatan satu sama lain. Hal ini bertujuan untuk melindungi bangunan dari sengatan panas matahari.

Warna bangunan di wilayah ini  cukup unik dan beraneka warna. Yakni, coklat, biru, dan hijau. Warna-warna tersebut menunjukkan siapa pemilik rumah itu.  

Bangunan rumah berwarna coklat menunjukkan bahwa penghuninya adalah seorang pengusaha. Rumah berwarna biru berarti orang yang tinggal di dalamnya bekerja di laut, seperti nelayan atau pembuat kapal. Sementara, warna hijau menunjukkan tanda kedamaian dan kemakmuran penghuninya.

Selain rumah indah yang berusia ratusan tahun, di lokasi ini terdapat sebuah masjid bernama Al-Syafi. Dahulu, wilayah ini juga pernah menjadi lokasi utama keberadaan Kedutaan Besar berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Jerman, Yunani termasuk Indonesia.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement