Selasa 22 Oct 2019 20:45 WIB

Lam Minta Maaf Atas Insiden di Masjid Kowloon

.

Rep: Reuters/ Red: Yogi Ardhi

Ketua Eksekutif Hong Kong Carrie Lam meninggalkan Kowloon Masjid and Islamic Centre, di distrik Tsim Sha Tsui di Hong Kong, Senin (21/10) (FOTO : Stringer )

Petugas masjid dan warga membersihkan Kowloon Masjid and Islamic Centre dari cairan berwarna biru di distrik Tsim Sha Tsui di Hong Kong, Senin (21/10) (FOTO : Stringer )

Petugas masjid dan warga membersihkan Kowloon Masjid and Islamic Centre dari cairan berwarna biru di distrik Tsim Sha Tsui di Hong Kong, Senin (21/10) (FOTO : Stringer )

Petugas masjid dan warga membersihkan Kowloon Masjid and Islamic Centre dari cairan berwarna biru di distrik Tsim Sha Tsui di Hong Kong, Senin (21/10) (FOTO : Stringer )

Foto udara Kowloon Masjid and Islamic Centre di distrik Tsim Sha Tsui di Hong Kong, Senin (21/10) (FOTO : Ammad awad/Reuters)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengunjungi Masjid Kowloon pada Senin (21/10). Lam yang saat itu tampil mengenakan selendang berkunjung untuk meminta maaf karena masjid tersebut terkena semburan meriam air saat aparat berusaha membubarkan pengunjuk rasa pada Ahad (20/10).

Menurut Arshad, kedatangan Lam dan Lo memang untuk menyampaikan permintaan maaf karena Masjid Kowloon tak sengaja terkena semburan meriam air berwarna biru pada Ahad lalu. Dia mengatakan, para pengurus dan jamaah masjid yang sebelumnya sempat gusar atas kejadian tersebut telah memaafkan insiden itu.

Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semprotan berwarna biru tidak sengaja mengenai masjid. Tidak ada niatan untuk menargetkan rumah ibadah umat Islam dalam proses pembubaran massa. "Menghormati kebebasan beragama dan akan berusaha untuk melindungi semua tempat ibadah," ujar keterangan polisi, dikutip dari CNA, Senin (21/10).

Masjid Kowloon pertama kali dibangun pada akhir abad ke-19 untuk sarana ibadah tentara Muslim dari India yang saat itu masih di bawah kekuasaan Inggris. Bangunan ini pun dipugar kembali pada awal 1980-an dan tetap menjadi pusat bagi komunitas Muslim Hong Kong yang berjumlah 300 ribu orang.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement