Seorang anak mencoba kacamata untuk melihat gerhana matahari cincin di Imah Noong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). (FOTO : Abdan Syakura_Republika)
Sejumlah anak mencoba kacamata untuk melihat gerhana matahari cincin di Imah Noong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). (FOTO : Abdan Syakura_Republika)
Sejumlah anak mencoba kacamata untuk melihat gerhana matahari cincin di Imah Noong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). (FOTO : Abdan Syakura_Republika)
Sejumlah anak mencoba kacamata untuk melihat gerhana matahari cincin di Imah Noong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). (FOTO : Abdan Syakura_Republika)
Sejumlah anak mencoba kacamata untuk melihat gerhana matahari cincin di Imah Noong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). (FOTO : Abdan Syakura_Republika)
Pekerja menyelesaikan pembuatan kacamata untuk melihat gerhana matahari cincin di Imah Noong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). (FOTO : Abdan Syakura_Republika)
Pekerja menyelesaikan pembuatan kacamata untuk melihat gerhana matahari cincin di Imah Noong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11). (FOTO : Abdan Syakura_Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah anak mencoba kacamata untuk melihat gerhana matahari cincin di Imah Noong, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (27/11).
Kacamata yang terbuat dari bahan kertas art paper serta polymer hitam atau mylor ND5 tersebut dijual dengan harga Rp. 15 ribu sampai Rp. 35 ribu dan didistribusikan ke beberapa daerah seperti Jakarta, Aceh, Medan, Jombang dan Yogyakarta sebagai alat untuk menyaksikan fenomena Gerhana Matahari Cincin yang diperkirakan terjadi pada 26 Desember 2019 mendatang.