Ahad 29 Dec 2019 04:30 WIB

Perseteruan Wiranto Versus OSO

Kubu Wiranto meminta OSO untuk mundur dari kursi ketum Hanura.

Foto: Republika
Perseteruan Wiranto Versus OSO.

REPUBLIKA.CO.ID, Konflik antara kubu Wiranto dan Oesman Sapta Odang memanas (OSO). OSO telah menggelar munas secara cepat dan mendadak, tanpa mengundang Wiranto, selaku pendiri. OSO juga tak mengundang Presiden Joko Widodo.

Dalam munas itu. OSO terpilih secara aklamasi. Namun Wiranto yang merasa tak dihargai menolak hasil pertemuan tersebut. Berikut perjalanan perseteruan di Partai Hanura dalam beberapa waktu terakhir

Baca Juga

9 Desember

Keluar surat yang ditandatangani Dewan Penasehat Subagyo HS dan Dewan Kehormatan Chairuddin Ismail yang meminta ketum Partai Oesman Sapta Odang (OSO) mundur. OSO dinilai tak memenuhi pakta integritas yang ditandatanganinya.

16 Desember

Ketua Bidang Keanggotaan DPP Partai Hanura meminta kader mendukung Ketua Dewan Pembina Wiranto menyelamatkan Hanura.

16 Desember

Hanura kubu OSO menegaskan percepatan penyelenggaraan Munas. Wiranto dan Presiden Joko Widodo tak diundang.

17 Desember

OSO Digadang sebagai calon kuat ketum Hanura.

17 Desember

Munas Hanura III resmi dibuka.

17 Desember

Hanura tegaskan tetap dukung Jokowi.

18 Desember

OSO terpilih jadi ketum Hanura secara aklamasi.

18 Desember

Wiranto mundur dari ketua Dewan Pembina. Ia merasa tak dihormati.

19 Desember

Kubu OSO menyebut mundurnya Wiranto membuat Hanura terselamatkan.

sumber : Republika/antara/Berbagai sumber diolah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement