Selasa 31 Dec 2019 23:15 WIB

Suasana Dzikir Nasional Republika Jelang Pergantian Tahun

.

Rep: Febryan A/ Red: Yogi Ardhi

Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi memberikan sambutan saat acara Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Selasa (31/12). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Suasana acara Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Selasa (31/12). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Menteri Agama Fachrul Razi (keenam kiri) melaksanakan Shalat Isya saat acara Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Selasa (31/12). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Jemaah melaksanakan shalat Maghrib saat acara Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Selasa (31/12). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)

Jemaah melaksanakan shalat Maghrib saat acara Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Selasa (31/12). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)

Jemaah melaksanakan shalat Maghrib saat acara Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At- Tin, Jakarta, Selasa (31/12). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi menyebut Dzikir Nasional Republika 2019 adalah kegiatan alternatif bagi masyarakat untuk melewatkan pergantian tahun. Sehingga masyarakat bisa menyambut tahun baru dengan cara yang lebih positif.

Irfan menjelaskan, kegitan ini diselenggarakan lantaran selama ini malam pergantian tahun sering kali dilewati dengan hal-hal tak bermanfaat. Bahkan cenderung melakukan hal-hal yang dilarang Allah.

"Dari pada kita biarkan begitu saja kemaksiatan, kemungkaran dan sebagainya merajalela di malam pergantian tahun, maka dengan kegitan dzikir ini semoga hal-hal itu bisa semakin berkurang," kata Irfan di lokasi acara Dzikir Nasional, Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Selasa (31/12).

Irfan menegaskan, kegiatan yang sudah terselenggara untuk ke-18 kalinya ini ditujukan murni dengan semagat mengelola dan mengarahkan umat kepada kegiatan positif. Bukan karena mengutamakan pergantian tahun masehi, tapi kerena pada pergantian tahun masehilah hal-hal tak bermanfaat itu kerap dilakukan umat.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement