Rabu 29 Jan 2020 23:49 WIB

Lintas Ekbis: Harga Cabai Masih Bertahan Tinggi

.

Red: Yogi Ardhi

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berbincang dengan pedagang mengenai harga cabai saat Sidak Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Legi, Solo, Jawa Tengah, Rabu (29/1/2020). (FOTO : Antara/Mohammad Ayudha)

Sejumlah pekerja menyelesaikan Proyek pembangunan Tol Cibitung-Cilincing di Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (28/1/2020). (FOTO : Antara/Fakhri Hermansyah)

Senior Executive Vice President (SEVP) Retail Banking Mandiri Syariah Wawan Setiawan (kedua kiri), menunjuk disaksikan Corporate Secretary Ahmad Reza (kedua kanan), Group Head Consumer and Finance Praka Mulia Agung (kiri) dan Region Head III Jakarta Deden Durachman, disela peluncuran Griya Berkah, pembiayaan pemilikan rumah dengan hadiah porsi haji dalam bentuk Tabungan Mabrur, di Jakarta, Rabu (29/1/2020). (FOTO : Antara/Audy Alwi)

EVP Telkom Regional II Area Jababotabek Teuku Muda Nanta (dari kiri), Dirut Metranet Widi Nugroho, Direktur Consumer Service Telkom Siti Choirina, Artis Yura Yunita, Direktur Rajawali Indonesia Communication Anas Syahrul Alimi, dan Dirut Melon Indonesia Dedi Suherman menabuh drum sebagai tanda peluncuran channel i-Konser di Jakarta, Rabu (29/1). (FOTO : Yogi Ardhi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Harga cabai di tingkat pedagang di Kota Solo, Jawa Tengah, masih bertahan tinggi seiring dengan tingginya harga dari distributor. "Kuncinya ini di distributor, mereka beli berapa dari petani dan dijual berapa ke pedagang, saat ini kami masih mempelajari," kata Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo di sela sidak di Pasar Legi Solo, Rabu.

Ia memastikan tidak ada permainan harga di tingkat pedagang mengingat saat sidak ini diketahui bahwa pedagang hanya mengambil untung sekitar Rp2.000-3.000/kg. Oleh karena itu, bisa saja kenaikan harga terjadi di tingkat produsen atau petani."Yang kita 'nggak' tahu adalah alur antara distributor dengan petani, apakah produksi turun karena cuaca atau sebab lain. Berikut berita foto linta ekonomi dan bisnis selengkapnya.

sumber : Republika, Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement