Presiden Joko Widodo (keempat kiri) dan Wakil Presiden Ma (FOTO : Antara/Sigid Kurniawan)
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Ma (FOTO : Antara/Sigid Kurniawan)
Mendagri Tito Karnavian (kiri) berbincang dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelum rapat kabinet terbatas tentang akselerasi peningkatan peringkat kemudahan berusaha di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2020) (FOTO : Antara/Sigid Kurniawan)
Presiden Joko Widodo (kanan) menyampaikan pengarahan disaksikan Menko Polhukam Mahfud MD dalam rapat kabinet terbatas tentang ketersediaan bahan baku bagi industri baja dan besi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2020). (FOTO : Antara/Sigid Kurniawan)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif (tengah) dan Menko Polhukam Mahfud MD sebelum rapat kabinet terbatas tentang akselerasi peningkatan peringkat kemudahan berusaha di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2020). (FOTO : Antara/Sigid Kurniawan)
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menko Polhukam Mahfud MD sebelum memimpin rapat kabinet terbatas tentang ketersediaan bahan baku bagi industri baja dan besi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (12/2/2020). (FOTO : Antara/Sigid Kurniawan)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegur jajaran menterinya terkait peringkat Ease of Doing Bussiness (EODB) atau kemudahan berusaha yang masih jauh dari target. Pada 2019 lalu, Indonesia mentok di posisi ke-73, turun satu peringkat dari urutan ke-72 pada 2018. Padahal presiden sudah berkali-kali menyampaikan targetnya agar peringkat EODB bisa tembus ke posisi 40 besar.
Dalam rapat terbatas level menteri di Kantor Presiden, Rabu (12/2), Jokowi memandang bahwa Indonesia sebenarnya sudah melakukan lompatan yang cukup jauh. Pada 2014 lalu, rangking EODB Indonesia masih bertengger di angka 120. Selang lima tahun, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan ke peringkat 73. Namun Jokowi yakin peringkat EODB Indonesia bisa lebih baik dari capaian saat ini.
"Tapi saya minta agar kita berada pada posisi 40. Dan untuk mengakselerasi EODB, saya tekankan beberapa hal pertama, fokus perbaiki indikator yang masih di atas 100. Dan juga indikator yang justru naik peringkat (memburuk)," ujar Jokowi.
sumber : Republika, Antara