Warga Suriah berkumpul di dalam bangunan bekas penjara di kota Idlib, yang sekarang diubah menjadi sebuah kamp untuk orang-orang yang terlantar akibat pertempuran, di Idlib, Suriah. (Foto AP / Felipe Dana)(AP) (FOTO : AP)
Sejumlah anak kecil bermain di dalam bangunan bekas penjara yang sekarang diubah menjadi sebuah kamp untuk orang-orang terlantar akibat pertempuran, di Idlib, Suriah. (Foto AP / Felipe Dana)(AP) (FOTO : AP)
Seorang anak berjalan di dekat rumah yang hancur akibat serangan udara di kota Idlib, Suriah. (AP Photo/Felipe Dana)(AP) (FOTO : AP)
Abdullah Alhassan (50), yang kehilangan kedua kakinya setelah menginjak ranjau darat, sedang menjalani perawatan di rumah sakit pusat Idlib, Suriah. (Foto AP / Felipe Dana)(AP) (FOTO : AP)
Seorang anak bermain di dekat rumah yang hancur akibat serangan udara di kota Idlib, Suriah. (AP Photo/Felipe Dana)(AP) (FOTO : AP)
Seorang wanita berdiri diatas gedung yang hancur akibat serangan udara di kota Idlib, Suriah. (AP Photo/Felipe Dana)(AP) (FOTO : AP)
Seorang anak bernama Yasmin berfoto di luar tendanya di kamp pengungsi untuk orang-orang terlantar akibat pertempuran di luar kota Idlib, Suriah. (Foto AP / Felipe Dana)(AP) (FOTO : AP)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Sekitar 90 keluarga pengungsi di pusat kota Idlib, Suriah, memanfaatkan bangunan bekas penjara sebagai tempat mereka bertahan hidup. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena terusir dari rumah mereka yang hancur akibat konflik militer.
Mereka juga tidak mampu untuk membayar sewa apartemen sebagai tempat tinggal. "Karena itu kami membuka pintu penjara dan tinggal didalamnya,” kata Hossam Ajjaj, seorang pengungsi yang tinggal didalam penjara.
Para pengungsi yang tinggal di penjara harus berbagi ruang. Mereka mengatur tempat untuk tidur, memasak, dan mandi. Guna memberikan privasi, mereka menggunakan seprei dan selimut yang digantung di tempat mandi.
sumber : Reuters, AP