Sabtu 13 Jun 2020 09:47 WIB

Infografis Perseteruan Panjang Risma dan Khofifah 

Khofifah dan Risma sudah 'berseberangan' sejak Pilkada Jatim 2018.

Foto: republika
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Perseteruan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sangat terasa pada masa pandemi Covid-19 ini. Menilik ke belakang, keduanya sudah 'berseberangan' sejak Pilkada Jatim 2018.

2018

Pada Pilkada 2018, Khofifah maju sebagai pasangan calon gubernur berpasangan dengan Emil Dardak. Keduanya diusung koalisi Golkar, Demokrat, NasDem, Partai Persatuan Pembangunan, Hanura, dan Partai Amanat Nasional. Risma, yang merupakan kader PDIP, berada di kubu 'seberang' dengan menyokong pasangan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno. 

1 November 2019 

Khofifah mengatakan aroma sampah tercium dari Stadion Gelora Bung Tomo pada sore hari. Aroma sampah dari TPA Benowo itu membuatnya khawatir jika Stadion GBT menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak bola U20 pada 2021. Pernyataan Khofifah langsung mendapat kritikan dari Pemkot Surabaya.

2 April 2020 

Pemkot Surabaya berencana membatasi pergerakan kendaraan yang masuk Kota Pahlawan atau menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Khofifah langsung menyindir Risma lantaran Pemkot Surabaya tak berkoordinasi dengan Pemprov Jatim. 

2 Mei 2020

Khofifah menyatakan Pemkot Surabaya lamban melaporkan penanganan pasien Covid-19 dari klaster pabrik rokok PT. HM Sampoerna sehingga klaster penularan Covid-19 meluas. 

11 Mei 2020

Risma kesal karena rumah sakit-rumah sakit di Surabaya dipenuhi pasien positif Covid-19 dari luar daerah. Khofifah pun menanggapinya dengan menyatakan, etika kedokteran tidak boleh melarang rumah sakit atau dokter tidak boleh membeda-bedakan pasien. 

12 Mei 2020

Perbedaan pendapat terkait klaster penyebaran Covid-19 di Pakuwon Mall dan Tunjungan Plaza (TP). 

18 Mei 2020

Pemkot Surabaya dianggap mengantarkan 35 pasien Covid-19 ke RSUD dr. Soetomo tanpa adanya konfirmasi. Khofifah menyebut, pasien-pasien tersebut diantar dan ditinggal di UGD sehingga terjadi penumpukan pasien di RSUD dr. Soetomo.

28 Mei 2020

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, memaparkan data pasien Covid-19 di Surabaya. Kala itu, dia menyatakan, 'Kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan.'

30 Mei 2020

Beredar video Risma yang murka dan menyatakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim menyerobot dua mobil tersebut.

Apakah perseteruan Khofifah dan Risma berlanjut ke Pilkada Kota Surabaya?

 

Sumber: republika.co.id

pengolah data: ratna puspita

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement