Belajar Daring di Desa Sulit Akibat Jaringan Internet Buruk
Pelajar terpaksa belajar di tepi jalan desa akibat jaringan internet yang buruk..
Rep: Wihdan Hidayat / Red: Mohamad Amin Madani
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani (tengah) bersama sepupunya siswi SMK Fitri (kiri) dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan sistem daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7). Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani (kanan) bersama sepupunya siswi SMK Fitri (tengah) dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan sistem daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7). Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani (tengah) bersama sepupunya siswi SMK Fitri (kiri) dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan sistem daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7). Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani (tengah) bersama sepupunya siswi SMK Fitri (kiri) dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan sistem daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7). Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani (depan) bersama sepupunya siswi SMK Fitri (tengah) dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7). Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani (tengah) bersama sepupunya siswi SMK Fitri (kiri) dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan sistem daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7). Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani (kiri) bersama sepupunya siswi SMK Fitri (tengah) dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan sistem daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7). Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani (kiri) bersama sepupunya siswi SMK Fitri (tengah) dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan sistem daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7). Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) Teara Noviani bersama sepupunya siswi SMK Fitri dan adiknya pelajar SMP Salma belajar menggunakan sistem daring di tepi jalan Desa Kenalan, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/7).
Susahnya sinyal menjadi alasan mengapa mereka belajar di tepi jalan desa. Menurut Teara, di titik itu sinyal paling kuat dan memungkinkan untuk mengikuti kuliah secara daring. Dia mengikuti kuliah dari tempat tersebut sejak pandemi Covid-19 merebak, atau sudah hampir empat bulan lamanya.