Kamis 10 Sep 2020 16:19 WIB

Kebakaran Hanguskan Kamp Pengungsi Imigran di Yunani

.

Red: Yogi Ardhi

Seorang pria membawa barang-barangnya saat pengungsi dan migran melarikan diri dari api yang menyala di kamp Moria di pulau Lesbos, Yunani, Rabu (9/9). Sekitar 12.500 orang tinggal di kamp Moria dan daerah sekitarnya. (FOTO : REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Seorang wanita menggendong bayinya saat pengungsi dan migran melarikan diri dari api yang menyala di kamp Moria di pulau Lesbos, Yunani, Rabu (9/9). Kobaran api juga memusnahkan sebagian besar kamp dan perkebunan zaitun di sekitar bukit. (FOTO : REUTERS/Alkis Konstantinidis )

Pengungsi dan migran yang membawa harta benda mereka melarikan diri dari api yang menyala di kamp Moria di pulau Lesbos, Yunani, Rabu (9/9). Setelah kebakaran, demonstrasi juga pecah yang melibatkan migran, polisi anti huru hara, dan petugas pemadam kebakaran. (FOTO : REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Pengungsi dan migran yang membawa harta benda mereka melarikan diri dari api yang menyala di kamp Moria di pulau Lesbos, Yunani, Rabu (9/9). Pemerintah setempat mengkarantina kamp Moria dan daerah sekitarnya selama sepekan terakhir setelah ditemukan kasus covid-19 di antara pengungsi. (FOTO : REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Seorang wanita menggendong bayinya saat pengungsi dan migran melarikan diri dari api yang menyala di kamp Moria di pulau Lesbos, Yunani, Rabu (9/9). Otoritas kesehatan pada Selasa mengatakan 35 orang di kamp telah dipastikan terinfeksi virus sejauh ini setelah pengujian covid secara masif dilakukan. (FOTO : REUTERS/Alkis Konstantinidis )

Pemandangan dari tempat penampungan yang hancur setelah kebakaran di kamp Moria untuk pengungsi dan migran di Pulau Lesbos, Yunani, Rabu (9/9). (FOTO : REUTERS/Alkis Konstantinidis )

inline

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Ribuan migran dan pengungsi melarikan diri dari sebuah pulau di Yunani setelah kebakaran terjadi di kamp mereka pada Rabu pagi (9/9). Api membakar habis kamp dan membuatnya hampir tidak bisa ditinggali.

Kamp Moria di Pulau Lesbos, dekat pantai Turki, yang menampung sekitar 13.000 ribu orang, telah diisolasi sejak pekan lalu setelah seorang pengungsi dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Jumlah orang yang terinfeksi dengan cepat meningkat menjadi puluhan.

Kebakaran menyebabkan lebih dari 12 ribu migran membutuhkan perlindungan darurat di Pulau Lesbos, Rabu (9/9).

 

Dalam pemandangan dramatis pada Selasa (8/9) malam, para migran di kamp pengungsi Moria melarikan diri dari kebakaran yang terjadi di banyak titik. Kobaran api juga memusnahkan sebagian besar kamp dan perkebunan zaitun di sekitar bukit. Setelah kebakaran, demonstrasi juga pecah yang melibatkan migran, polisi anti huru hara, dan petugas pemadam kebakaran.

"Ini malam yang sangat sulit," kata juru bicara pemerintah Stelios Petsas. Pemerintah mengatakan keadaan darurat akan diumumkan Rabu malam di pulau itu.

Sekitar 12.500 orang tinggal di kamp Moria dan daerah sekitarnya, di mana pembatasan tambahan telah diberlakukan selama sepekan terakhir setelah seorang penduduk Somalia dinyatakan positif mengidap virus corona. Tidak ada laporan korban luka akibat kebakaran itu.

Penyebab kebakaran masih belum jelas. Polisi juga tidak mengonfirmasi laporan lokal bahwa api sengaja dibuat sebagai protes atas tindakan lockdown, meski mengatakan petugas pemadam kebakaran telah menemui perlawanan dari beberapa penduduk kamp.

Juru bicara pemerintah Petsas menyatakan penyebab kebakan kemungkinan besar disengaja oleh pembakaran. Sebelum fajar, polisi anti huru hara mengatur penjagaan di sepanjang jalan raya dekat kamp untuk membatasi pergerakan para migran.

Otoritas kesehatan pada Selasa mengatakan 35 orang di kamp telah dipastikan terinfeksi virus sejauh ini setelah pengujian besar diperintahkan di fasilitas yang penuh sesak itu. Mereka yang infeksi sedang diisolasi di situs terpisah yang tidak terpengaruh oleh api.

Lesbos adalah titik penyeberangan tersibuk di Eropa pada 2015-2016 untuk migrasi ilegal selama perpindahan besar-besaran pengungsi ke barat. Banyak yang melarikan diri dari perang di Suriah dan Irak dan melakukan perjalanan melalui Turki. Setelah gelombang migrasi itu, Yunani mendirikan kamp-kamp di Lesbos dan empat pulau lainnya, membantu pendanaan Uni Eropa, dan baru-baru ini juga mendirikan jaringan kamp-kamp di daratan.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement