Penjual masker keliling yang juga penyandang disabilitas Budi (39 tahun) membawa dagangannya menuju tempat berteduh di Jakarta, Sabtu, (17/10). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Budi (39 tahun) saat menunggu pembeli di Jakarta, Sabtu, (17/10). Budi mulai berjualan masker sejak pandemi Covid-19 melanda. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Budi (39 tahun) saat menunggu pembeli di Jakarta, Sabtu, (17/10). Sebelumnya ia hanya berdagang tisu keliling saja sehari-harinya. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Budi (39 tahun) memperlihatkan barang dagangannya di Jakarta, Sabtu, (17/10).Sebelum pandemi, ia mengaku bisa mendapatkan omzet dagangan hingga Rp 200.000 ribu. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Penjual masker keliling disabilitas Budi (39 tahun) saat menunggu pembeli di Jakarta, Sabtu, (17/10). Pada masa pandemi ini penghasilannya merosot hingga hanya berkisar Rp 40.000 sampai Rp 100.000 per hari. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Penjual masker keliling disabilitas Budi (39 tahun) melayani pembeli di Jakarta, Sabtu, (17/10). Sepinya pengunjung pertokoan dan pasar pada masa pandemi ini mempengaruhi penjualan barang dagangannnya. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Penjual masker keliling disabilitas Budi (39 tahun) saat menunggu pembeli di Jakarta, Sabtu, (17/10). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budi (39) seorang penyandang difabel fisik berjualan masker di jalanan di Jakarta, Sabtu, (17/10). Budi mulai berjualan masker sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia setelah sebelumnya ia hanya berdagang tisu keliling saja sehari-harinya.
Sebelum pandemi, ia mengaku bisa mendapatkan omzet dagangan hingga Rp 200.000 ribu namun kini hanya berkisar Rp 40.000 sampai Rp 100.000 per hari karena pengunjung yang tidak seramai biasanya.
sumber : Republika