Selasa 03 Nov 2020 19:41 WIB

Tiang Pancang Monorel, 'Papan Reklame' Ratusan Miliar

.

Rep: Putra M Akbar/ Red: Yogi Ardhi

Kendaraan berhenti di dekat tiang pancang monorel di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (3/11). Tiang pancang proyek monorel yang terbengkalai itu dimanfaatkan sebagai billboard untuk menyosialisasikan vaksin Corona. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Kendaraan melintas di dekat tiang pancang monorel di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (3/11). Tiang pancang proyek monorel yang terbengkalai itu dimanfaatkan sebagai billboard untuk menyosialisasikan vaksin Corona. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Kendaraan berhenti di dekat tiang pancang monorel di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (3/11). Tiang pancang proyek monorel yang terbengkalai itu dimanfaatkan sebagai billboard untuk menyosialisasikan vaksin Corona. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Kendaraan berhenti di dekat tiang pancang monorel di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (3/11). Tiang pancang proyek monorel yang terbengkalai itu dimanfaatkan sebagai billboard untuk menyosialisasikan vaksin Corona. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Kendaraan melintas di dekat tiang pancang monorel di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (3/11). Tiang pancang proyek monorel yang terbengkalai itu dimanfaatkan sebagai billboard untuk menyosialisasikan vaksin Corona. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tiang pancang bekas proyek monorel masih berdiri di wilayah Senayan, Jakarta Pusat; dan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Tiang-tiang ini yang menghabiskan dana ratusan miliar saat dibangun. Sudah berdiri selama 16 tahun dan terbengkalai hingga saat ini lantaran proyek monorel yang mangkrak.

Dalam beberapa penyelenggaran even di ibukota tiang itu menjadi penyangga papan reklame. Kini tiang pancang proyek monorel yang terbengkalai itu dimanfaatkan sebagai billboard untuk menyosialisasikan vaksin Corona. 

Kickoff pembangunan 90 buah tiang pancang monorail ini diresmikan oleh Presiden Megawati pada era Gubernur Sutiyoso pada tahun 2004. 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement