Muhammad Gofar (4) berpose di rumahnya, di Jorong Kubang Rasau, Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat, Rabu (21/10/2020). Gofar memiliki warna iris mata berbeda, sebelah kanan cokelat dan sebelah kiri biru. Ia mengalami gangguan pendengaran sejak lahir. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Sahara Amelia (12) berpose di rumahnya, di Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (22/10/2020). Sahara Amelia yang duduk di bangku SMP itu merupakan satu-satunya bermata biru di keluarganya. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Dani (6,5) berpose di rumahnya, di Jorong Padang Data, Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Taah Datar, Sumatera Barat, Selasa (20/10/2020). Dani yang merupakan siswa kelas 1 sebuah SLB itu memiliki iris mata berbeda warna, sebelah kanan biru dan sebelah kiri hitam. Ia memiliki gangguan pendengaran sejak lahir. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Alika (2,5) berpose di rumahnya, di Jorong Padang Data, Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Taah Datar, Sumatera Barat, Selasa (20/10/2020). Alika memiliki sepasang iris mata bewarna biru. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Fitri Yenti (45) berpose di rumahnya, di Jorong Batu Lipai, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (20/10/2020). Fitri Yenti yang merupakan seorang petani itu memiliki dua iris mata bewarna biru. Ia mengalami gangguan pendengaran sejak lahir. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Muthia Eriani (30) berpose di rumahnya, di Jorong Galanggang Tangah, Nagari Sungayang, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (20/10/2020). Muthia Eriani yang merupakan mantan tenaga kesehatan itu memiliki dua iris mata yang bewarna biru. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Amira (5) berpose di rumahnya, di Jorong Galanggang Tangah, Nagari Sungayang, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (20/10/2020). Amira di tahun pertamanya masuk sekolah dasar itu memilki iris mata berbeda warna, sebelah kanan biru dan sebelah kiri hitam. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Restu Ayu (29) berpose di rumahnya, di Jorong Dalam Koto, Nagari Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat, Rabu (21/10/2020). Restu Ayu yang merupakan seorang ibu rumah tangga itu memiliki dua iris mata bewarna biru yang kemudian ia turunkan ke anak keduanya. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, TANAH DATAR -- Bermata biru, biasanya didapatkan dari keturunan ras caucasian, ras manusia dengan warna kulit putih, rambut pirang. Di Indonesia sendiri, tidak ada suku asli yang memiliki mata biru.
Namun di Sumatera Barat, sejumlah orang dari suku Minangkabau memiliki mata biru yang merupakan turunan dari keluarga mereka.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki sindrom Waardenburg, sindrom langka. Sindrom ini biasanya disertai dengan gangguan pendengaran, perubahan warna mata, kulit, rambut, dan bentuk wajah.
Orang dengan kondisi ini biasanya memiliki iris mata berwarna biru atau berbeda warna (Heterokromia iridium), seperti satu biru dan satu hitam atau coklat.
Nama sindrom ini diambil dari nama D.J. Waardenburg, dokter mata asal Belanda yang pertama kali mengidentifikasinnya pada tahun 1951.
Dokter Alana Biggers, lulusan Universitas Illinois Chicago, Amerika Serikat mengatakan, Sindrom Waardenburg adalah kondisi genetik langka, yang hanya diderita oleh 1 dari 40.000 orang di dunia.
Orang dengan sindrom ini biasanya mengalami gangguan pendengaran di salah satu maupun di kedua telinganya. Selain itu mereka juga tidak mampu melihat cahaya yang sangat terang, tapi bisa melihat benda meskipun dalam kondisi gelap.
Sejumlah warga di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat memiliki sindrom ini. Ada yang mengalami gangguan pendengaran sejak lahir sementara lainnya dianugerahi pendengaran normal.
sumber : Antara Foto