Jumat 28 May 2021 13:56 WIB

Perajin Tahu Cibuntu Mogok Beroperasi

Pemogokan dipicu harga bahan baku kedelai impor yang naik di pasaran.

Rep: Abdan Syakura/ Red: Yogi Ardhi

Pekerja merapikan peralatan produksi tahu dan tempe di salah satu industri rumahan di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Pekerja merapikan peralatan produksi tahu dan tempe di salah satu industri rumahan di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Pekerja merapikan peralatan produksi tahu dan tempe di salah satu industri rumahan di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Pekerja merapikan peralatan produksi tahu dan tempe di salah satu industri rumahan di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Pekerja merapikan peralatan produksi tahu dan tempe di salah satu industri rumahan di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Pekerja berada di dekat peralatan produksi tahu dan tempe di salah satu industri rumahan di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Warga berjalan di depan salah satu industri rumahan pembuatan tahu dan tempe yang tutup di Sentra Industri Tahu Cibuntu, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jumat (28/5). Sejumlah industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai dari tanggal 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp1.200 per potong. (FOTO : REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelaku industri pembuatan tahu dan tempe di Sentra Industri Tahu Cibuntu melakukan aksi mogok produksi mulai 28-30 Mei mendatang akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp 11 ribu per kilogram dan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 15-25 persen atau sekitar Rp 1.200 per potong. Foto: Republika

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement