Wamen LHK Resmikan Pusat Penyelamatan Satwa Liar Dilindungi di Sumatra Utara
SRA mulai dibangun pada tahun 2020, di Desa Bukit Mas, Kabupaten Langkat, Sumut..
Red: Mohamad Amin Madani
Fasilitas pusat penyelamatan satwa liar dilindungi Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (FOTO : dok. KLHK)
Fasilitas pusat penyelamatan satwa liar dilindungi Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (FOTO : dok. KLHK)
Fasilitas pusat penyelamatan satwa liar dilindungi Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (FOTO : dok. KLHK)
Fasilitas pusat penyelamatan satwa liar dilindungi Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (FOTO : dok. KLHK)
Wakil Menteri (Wamen) LHK, Alue Dohong meresmikan Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Langkat, Sumatra Utara (12/1/2022). (FOTO : dok. KLHK)
Wakil Menteri (Wamen) LHK, Alue Dohong meresmikan Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Langkat, Sumatra Utara (12/1/2022). (FOTO : dok. KLHK)
Fasilitas pusat penyelamatan satwa liar dilindungi Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (FOTO : dok. KLHK)
Fasilitas pusat penyelamatan satwa liar dilindungi Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. (FOTO : dok. KLHK)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,LANGKAT -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bekerja sama dengan para mitra membangun pusat penyelamatan satwa liar dilindungi di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Pusat penyelamatan satwa ini diberi nama Sumatran Rescue Alliance (SRA) hasil sinergi antara KLHK melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatra Utara dan Balai KSDA Aceh, bersama dengan organisasi Orangutan Information Center (OIC), serta Orangutan Project.
SRA mulai dibangun pada tahun 2020, di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Hingga saat ini telah terdapat beberapa satwa yang berhasil diselamatkan antara lain, 4 Owa ungko (Hylobates agilis), 1 Owa sarudung (Hylobates lar), 14 Siamang (Symphalangus syndactylus), 2 orangutan (Pongo abelii), serta 3 beruang madu (Helarctos malayanus).