REPUBLIKA.CO.ID, ASEAN tak satu suara terkait penyelesaian konflik Myanmar. Langkah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen ke Myanmar justru menuai kritik dari rekannya di ASEAN. Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah menilai, sebagai ketua ASEAN bergilir, Hun Sen tidak mendiskusikan rencananya ke negara-negara Asia Tenggara. Berikut alur perjalanan Hun Sen ke Myannmar.
5 Januari
Presiden Jokowi berbicara melalui sambungan telepon dengan PM Kamboja sekaligus Ketua ASEAN Hun Sen. Pembicaraan ini membahas seputar isu pembangunan Myanmar. Jokowi bersikukuh agar ASEAN tetap meminta Myanmar jalani lima konsensus yang disepakati di Jakarta.
5 Januari
Menlu Kamboja Prak Sokhonn menegaskan kunjungan Hun Sen ke Myamar adalah untuk mendorong perdamaian.
7 Januari
Kedatangan PM Hun Sen ke Myanmar menuai protes oleh penentang kudeta di negara itu karena khawatir perjalanan tersebut akan memberikan lebih banyak legitimasi kepada junta. Hun Sen menjadi pemimpin asing pertama datang ke Myanmar pascakudeta tahun lalu.
8 Januari
Kamboja menilai pembicaraan antara Hun Sen dan pemimpin Myanmar mencapai hasil yang sangat baik. Mereka membuat langkah maju yang progresif pada pelaksanaan upaya perdamaian yang disepakati ASEAN. Junta setuju mendukung upaya perdamaian di negara tersebut.
10 Januari
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen tidak akan berusaha menemui pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi saat berkunjung ke negara itu pekan ini. Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn mengatakan negaranya akan mengambil "pendekatan berbeda" mengenai krisis di Myanmar.
13 Januari
Kamboja membatalkan pertemuan para menteri luar negeri (menlu) ASEAN yang dijadwalkan dilaksanakan pekan ini, Kamis (13/1/2022). Beberapa menteri menyatakan kesulitan untuk hadir.
15 Januari
Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah menegur PM Kamboja Hun Sen, karena berkunjung ke Myanmar tanpa berkonsultasi dengan negara anggota ASEAN. Saifuddin mengatakan, kunjungan Hun Sen selama dua hari di Myanmar tidak membawa hasil yang signifikan.