Jumat 24 Jun 2022 00:17 WIB

Infografis Bahaya Mengintai dari Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Partikel debu halus akibat polusi dapat menembus jaringan peredaran darah.

Foto: Republika
Buruknya kualitas udara Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Kualitas udara Jakarta kembali menjadi sorotan. Pada Senin (20/6/2022), Jakarta bahkan sempat menduduki posisi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Ketika itu Jakarta memiliki status udara tidak sehat dengan indeks 167. Kategori kualitas udara tak sehat, dikatakan IQ Air berkisar 151 hingga 200. Khusus konsentrasi polutan Partikulat Matter (PM) 2.5 Jakarta tercatat mencapai 14 kali di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga

PM2.5 merupakan salah satu polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan ukuran yang sangat kecil, tidak lebih dari 2,5 mikrometer, PM2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan, dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan dan gangguan pada paru-paru.

Bahkan, PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, ada empat faktor penyebab buruknya kualitas udara Jakarta. Masyarakat diingatkan untuk menggunakan masker guna mengurangi paparan polutan.

Peningkatan konsentrasi partikel debu halus atau PM2.5 dalam beberapa hari terakhir di Jakarta. Konsentrasi PM2.5 di Ibu Kota mencapai level tertinggi pada angka 148 mikrogram per kubik. Ini tergolong kualitas udara tidak sehat.

Peningkatan konsentrasi PM2.5 di wilayah Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh empat faktor. Mulai dari transportasi, pergerakan angin, tingginya kelembaban udara, dan kelembaban udara relatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement