Aksi Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi
Ajang refleksi kondisi penegakan hukum Indonesia yang masih lemah.
Rep: Putra M Akbar/ Red: Tahta Aidilla
Maria Katarina Sumarsih, Ibunda dari korban Semanggi 1 Wawan, menyampaikan refleksi Peringatan 25 Tahun Reformasi (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Aktivis melihat baju anti korupsi yang dijual saat Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Maria Katarina Sumarsih, Ibunda dari korban Semanggi I, Benardinus Realino Norma Irawan atau Wawan menyampaikan orasi (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Buruh menghadiri acara Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Buruh menghadiri acara Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Baju yang dijual saat Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Musisi Vikri And My Magic Friend saat tampil pada acara Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Korban pelanggaran HAM berat 1965 Bedjo Untung menyampaikan refleksi Peringatan 25 Tahun Reformasi (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buruh menghadiri acara Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi tersebut sebagai ajang refleksi kondisi penegakan hukum Indonesia yang masih lemah dalam menuntaskan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia.
sumber : Republika/Putra M. Akbar