Rabu 31 May 2023 19:50 WIB

Aksi Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi

Ajang refleksi kondisi penegakan hukum Indonesia yang masih lemah.

Rep: Putra M Akbar/ Red: Tahta Aidilla

Maria Katarina Sumarsih, Ibunda dari korban Semanggi 1 Wawan, menyampaikan refleksi Peringatan 25 Tahun Reformasi (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Aktivis melihat baju anti korupsi yang dijual saat Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Maria Katarina Sumarsih, Ibunda dari korban Semanggi I, Benardinus Realino Norma Irawan atau Wawan menyampaikan orasi (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Buruh menghadiri acara Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Buruh menghadiri acara Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Baju yang dijual saat Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Musisi Vikri And My Magic Friend saat tampil pada acara Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Korban pelanggaran HAM berat 1965 Bedjo Untung menyampaikan refleksi Peringatan 25 Tahun Reformasi (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA  --  Buruh menghadiri acara Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi di Yayasan LBH Indonesia, Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Panggung Rakyat 25 Tahun Reformasi tersebut sebagai ajang refleksi kondisi penegakan hukum Indonesia yang masih lemah dalam menuntaskan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia.

 

sumber : Republika/Putra M. Akbar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement