Rabu 13 Sep 2023 13:05 WIB

Aksi Tolak Impor Monyet

Menuntut Pemerintah AS berhenti mengimpor monyet dari Indonesia.

Rep: Putra M Akbar/ Red: Tahta Aidilla

Sejumlah massa dari Primates Fight Back melaksanakan aksi di depan Kedutann Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (14/9/2023). Pada aksi tersebut mereka menuntut Pemerintah Amerika Serikat berhenti membeli dan mengimpor monyet ekor panjang dari Indonesia. Selain itu mereka juga menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian untuk upaya konservasi monyet ekor panjang di Indonesia serta tidak menerbitkan rekomendasi kuota ekspor. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Polisi mengawal jalannya aksi massa dari Primates Fight Back di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (14/9/2023). Pada aksi tersebut mereka menuntut Pemerintah Amerika Serikat berhenti membeli dan mengimpor monyet ekor panjang dari Indonesia. Selain itu mereka juga menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian untuk upaya konservasi monyet ekor panjang di Indonesia serta tidak menerbitkan rekomendasi kuota ekspor. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Sejumlah massa dari Primates Fight Back melaksanakan aksi di depan Kedutann Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (14/9/2023). Pada aksi tersebut mereka menuntut Pemerintah Amerika Serikat berhenti membeli dan mengimpor monyet ekor panjang dari Indonesia. Selain itu mereka juga menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian untuk upaya konservasi monyet ekor panjang di Indonesia serta tidak menerbitkan rekomendasi kuota ekspor. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Sejumlah massa dari Primates Fight Back melaksanakan aksi di depan Kedutann Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (14/9/2023). Pada aksi tersebut mereka menuntut Pemerintah Amerika Serikat berhenti membeli dan mengimpor monyet ekor panjang dari Indonesia. Selain itu mereka juga menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian untuk upaya konservasi monyet ekor panjang di Indonesia serta tidak menerbitkan rekomendasi kuota ekspor. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Sejumlah massa dari Primates Fight Back melaksanakan aksi di depan Kedutann Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (14/9/2023). Pada aksi tersebut mereka menuntut Pemerintah Amerika Serikat berhenti membeli dan mengimpor monyet ekor panjang dari Indonesia. Selain itu mereka juga menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian untuk upaya konservasi monyet ekor panjang di Indonesia serta tidak menerbitkan rekomendasi kuota ekspor. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Polisi mengawal jalannya aksi massa dari Primates Fight Back di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (14/9/2023). Pada aksi tersebut mereka menuntut Pemerintah Amerika Serikat berhenti membeli dan mengimpor monyet ekor panjang dari Indonesia. Selain itu mereka juga menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian untuk upaya konservasi monyet ekor panjang di Indonesia serta tidak menerbitkan rekomendasi kuota ekspor. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Sejumlah massa dari Primates Fight Back melaksanakan aksi di depan Kedutann Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (14/9/2023). Pada aksi tersebut mereka menuntut Pemerintah Amerika Serikat berhenti membeli dan mengimpor monyet ekor panjang dari Indonesia. Selain itu mereka juga menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian untuk upaya konservasi monyet ekor panjang di Indonesia serta tidak menerbitkan rekomendasi kuota ekspor. (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA. --  Sejumlah massa dari Primates Fight Back melaksanakan aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (14/9/2023).

Pada aksi tersebut mereka menuntut Pemerintah Amerika Serikat berhenti membeli dan mengimpor monyet ekor panjang dari Indonesia.

Selain itu mereka juga menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian untuk upaya konservasi monyet ekor panjang di Indonesia serta tidak menerbitkan rekomendasi kuota ekspor.

 

 

sumber : Republika/ Putra M Akbar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement