Pameran Fosil Homo Floresiensis
Fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu.
Rep: Thoudy Badai/ Red: Tahta Aidilla
Pengunjung mengamati replika Homo Floresiensis saat berkunjung ke kawasan Sains RP Soejono, BRIN, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati 20 tahun penemuan fosil manusia purba atau Homo Floresiensis. Pameran tersebut bertajuk The Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery dengan menyajikan pameran fosil serta diksusi ilmiah bersama arkeolog nasional dan luar negeri terkait penemuan fosil Homo Floresiensis. The Hobit Flores atau manusia purba kerdil asal Flores tersebut memiliki keunikan karena bentuk tengkoraknya yang lebih kecil dari tengkorak manusia modern dan juga memiliki tinggi badan 106 centimeter dengan bobot tubuh 27,5 kilogram. Homo Floresiensis ditemukan di situs Liang Boa yang merupakan gua di perbukitan karst Kabupaten Manggarai, Flores pada tahun 2003. Meski demikian proses penelitaian tersebut sudah berlangsung dari tahun 1965. Berdasarkan hasil uji laboratorium, fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pengunjung mengamati artefak Homo Floresiensis saat berkunjung ke kawasan Sains RP Soejono, BRIN, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati 20 tahun penemuan fosil manusia purba atau Homo Floresiensis. Pameran tersebut bertajuk The Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery dengan menyajikan pameran fosil serta diksusi ilmiah bersama arkeolog nasional dan luar negeri terkait penemuan fosil Homo Floresiensis. The Hobit Flores atau manusia purba kerdil asal Flores tersebut memiliki keunikan karena bentuk tengkoraknya yang lebih kecil dari tengkorak manusia modern dan juga memiliki tinggi badan 106 centimeter dengan bobot tubuh 27,5 kilogram. Homo Floresiensis ditemukan di situs Liang Boa yang merupakan gua di perbukitan karst Kabupaten Manggarai, Flores pada tahun 2003. Meski demikian proses penelitaian tersebut sudah berlangsung dari tahun 1965. Berdasarkan hasil uji laboratorium, fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Penemu fosil Homo Floresiensis Thomas Sutikna (kedua kanan) berbincang dengan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko (kanan) menjelaskan terkait patung rekontruksi Homo Floresiensis di kawasan Sains RP Soejono, BRIN, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati 20 tahun penemuan fosil manusia purba atau Homo Floresiensis. Pameran tersebut bertajuk The Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery dengan menyajikan pameran fosil serta diksusi ilmiah bersama arkeolog nasional dan luar negeri terkait penemuan fosil Homo Floresiensis. The Hobit Flores atau manusia purba kerdil asal Flores tersebut memiliki keunikan karena bentuk tengkoraknya yang lebih kecil dari tengkorak manusia modern dan juga memiliki tinggi badan 106 centimeter dengan bobot tubuh 27,5 kilogram. Homo Floresiensis ditemukan di situs Liang Boa yang merupakan gua di perbukitan karst Kabupaten Manggarai, Flores pada tahun 2003. Meski demikian proses penelitaian tersebut sudah berlangsung dari tahun 1965. Berdasarkan hasil uji laboratorium, fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pengunjung membandingkan replika kaki dari Homo Floresiensis menggunakan telapak tangan saat berkunjung ke kawasan Sains RP Soejono, BRIN, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati 20 tahun penemuan fosil manusia purba atau Homo Floresiensis. Pameran tersebut bertajuk The Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery dengan menyajikan pameran fosil serta diksusi ilmiah bersama arkeolog nasional dan luar negeri terkait penemuan fosil Homo Floresiensis. The Hobit Flores atau manusia purba kerdil asal Flores tersebut memiliki keunikan karena bentuk tengkoraknya yang lebih kecil dari tengkorak manusia modern dan juga memiliki tinggi badan 106 centimeter dengan bobot tubuh 27,5 kilogram. Homo Floresiensis ditemukan di situs Liang Boa yang merupakan gua di perbukitan karst Kabupaten Manggarai, Flores pada tahun 2003. Meski demikian proses penelitaian tersebut sudah berlangsung dari tahun 1965. Berdasarkan hasil uji laboratorium, fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Penemu fosil Homo Floresiensis Thomas Sutikna mengamati hasil penemuan fosil tengkorak Homo Floresiensis di kawasan Sains RP Soejono, BRIN, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati 20 tahun penemuan fosil manusia purba atau Homo Floresiensis. Pameran tersebut bertajuk The Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery dengan menyajikan pameran fosil serta diksusi ilmiah bersama arkeolog nasional dan luar negeri terkait penemuan fosil Homo Floresiensis. The Hobit Flores atau manusia purba kerdil asal Flores tersebut memiliki keunikan karena bentuk tengkoraknya yang lebih kecil dari tengkorak manusia modern dan juga memiliki tinggi badan 106 centimeter dengan bobot tubuh 27,5 kilogram. Homo Floresiensis ditemukan di situs Liang Boa yang merupakan gua di perbukitan karst Kabupaten Manggarai, Flores pada tahun 2003. Meski demikian proses penelitaian tersebut sudah berlangsung dari tahun 1965. Berdasarkan hasil uji laboratorium, fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Penemu fosil Homo Floresiensis Thomas Sutikna (kanan) E Wahyu Saptomo (tengah) dan Jatmiko (kiri) berdiskusi terkait penemuan fosil tengkorak Homo Floresiensis di kawasan Sains RP Soejono, BRIN, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati 20 tahun penemuan fosil manusia purba atau Homo Floresiensis. Pameran tersebut bertajuk The Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery dengan menyajikan pameran fosil serta diksusi ilmiah bersama arkeolog nasional dan luar negeri terkait penemuan fosil Homo Floresiensis. The Hobit Flores atau manusia purba kerdil asal Flores tersebut memiliki keunikan karena bentuk tengkoraknya yang lebih kecil dari tengkorak manusia modern dan juga memiliki tinggi badan 106 centimeter dengan bobot tubuh 27,5 kilogram. Homo Floresiensis ditemukan di situs Liang Boa yang merupakan gua di perbukitan karst Kabupaten Manggarai, Flores pada tahun 2003. Meski demikian proses penelitaian tersebut sudah berlangsung dari tahun 1965. Berdasarkan hasil uji laboratorium, fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pengunjung mengamati replika Homo Floresiensis saat berkunjung ke kawasan Sains RP Soejono, BRIN, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati 20 tahun penemuan fosil manusia purba atau Homo Floresiensis. Pameran tersebut bertajuk The Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery dengan menyajikan pameran fosil serta diksusi ilmiah bersama arkeolog nasional dan luar negeri terkait penemuan fosil Homo Floresiensis. The Hobit Flores atau manusia purba kerdil asal Flores tersebut memiliki keunikan karena bentuk tengkoraknya yang lebih kecil dari tengkorak manusia modern dan juga memiliki tinggi badan 106 centimeter dengan bobot tubuh 27,5 kilogram. Homo Floresiensis ditemukan di situs Liang Boa yang merupakan gua di perbukitan karst Kabupaten Manggarai, Flores pada tahun 2003. Meski demikian proses penelitaian tersebut sudah berlangsung dari tahun 1965. Berdasarkan hasil uji laboratorium, fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. -- Pengunjung mengamati replika Homo Floresiensis saat berkunjung ke kawasan Sains RP Soejono, BRIN, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023).
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati 20 tahun penemuan fosil manusia purba atau Homo Floresiensis.
Pameran tersebut bertajuk The Commemoration of the 20th Anniversary of Homo Floresiensis Discovery dengan menyajikan pameran fosil serta diksusi ilmiah bersama arkeolog nasional dan luar negeri terkait penemuan fosil Homo Floresiensis.
The Hobit Flores atau manusia purba kerdil asal Flores tersebut memiliki keunikan karena bentuk tengkoraknya yang lebih kecil dari tengkorak manusia modern dan juga memiliki tinggi badan 106 centimeter dengan bobot tubuh 27,5 kilogram.
Homo Floresiensis ditemukan di situs Liang Boa yang merupakan gua di perbukitan karst Kabupaten Manggarai, Flores pada tahun 2003. Meski demikian proses penelitaian tersebut sudah berlangsung dari tahun 1965. Berdasarkan hasil uji laboratorium, fosil Homo Floresiensis berusia sekitar tiga puluhan ribu tahun yang lalu.
sumber : Republika/Thoudy Badai