Selasa 09 Jan 2024 16:00 WIB

Keren, Budi Daya Sayur Dilakukan tanpa Tanah dengan Masa Panen Lebih Cepat

Agro Edukasi Wisata Ragunan gunakan metode container farming untuk bercocok tanam..

Rep: Thoudy Badai/ Red: Edwin Dwi Putranto

Petugas merawat sayuran yang dibudidayakan dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budidaya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalisir gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama. Teknik tanam dengan metode container tersebut diharapkan dapat diaplikasikan warga DKI Jakarta untuk bercocok tanam tanpa media tanah di tengah keterbatasan lahan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pengunjung melihat proses budidaya sayur dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budidaya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalisir gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama. Teknik tanam dengan metode container tersebut diharapkan dapat diaplikasikan warga DKI Jakarta untuk bercocok tanam tanpa media tanah di tengah keterbatasan lahan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petugas merawat sayuran yang dibudidayakan dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budidaya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalisir gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama. Teknik tanam dengan metode container tersebut diharapkan dapat diaplikasikan warga DKI Jakarta untuk bercocok tanam tanpa media tanah di tengah keterbatasan lahan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petugas merawat sayuran yang dibudidayakan dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budidaya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalisir gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama. Teknik tanam dengan metode container tersebut diharapkan dapat diaplikasikan warga DKI Jakarta untuk bercocok tanam tanpa media tanah di tengah keterbatasan lahan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Pengunjung melihat proses budidaya sayur dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budidaya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalisir gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama. Teknik tanam dengan metode container tersebut diharapkan dapat diaplikasikan warga DKI Jakarta untuk bercocok tanam tanpa media tanah di tengah keterbatasan lahan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petugas menjelaskan tenik tanam kepada pengunjung saat melihat budidaya sayur dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budidaya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalisir gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama. Teknik tanam dengan metode container tersebut diharapkan dapat diaplikasikan warga DKI Jakarta untuk bercocok tanam tanpa media tanah di tengah keterbatasan lahan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petugas menjelaskan tenik tanam kepada pengunjung saat melihat budidaya sayur dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budidaya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalisir gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama. Teknik tanam dengan metode container tersebut diharapkan dapat diaplikasikan warga DKI Jakarta untuk bercocok tanam tanpa media tanah di tengah keterbatasan lahan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petugas menunjukan sayuran yang dibudidayakan dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budidaya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalisir gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama. Teknik tanam dengan metode container tersebut diharapkan dapat diaplikasikan warga DKI Jakarta untuk bercocok tanam tanpa media tanah di tengah keterbatasan lahan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas merawat sayuran yang dibudidayakan dengan metode container farming di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta, Selasa (9/1/2024). Budi daya tersebut dilakukan menggunakan sinar UV didalam container yang bertujuan sebagai media alternatif bercocok tanam di Jakarta yang dapat meminimalkan gagal panen akibat kondisi cuaca dan hama.

Metode ini membuat sayuran hidroponik lebih cepat panen karena mendapat lingkungan yang terkontrol pencahayaan dan suhunya selama 24 jam penuh.

"Jadi bedanya, di luar sama container. Pertama lebih steril dan higienis. Karena mereka kan tertutup rapat minim kontaminasi. Kalau di luar kan ada faktor suhu dan kontain baik hama dan penyakit. Jadi benar-benar melalui container farming membangun ruang menanam yang steril dan bersih," ujar tim pendamping Kelompok Tani Rumpaka Ibrahim Ajie.

Ajie menjelaskan, untuk bisa menjalankan metode pertanian ini memang sangat bergantung pada listrik. Sebab, untuk bisa merekayasa enviroment seperti cahaya, kelembapan suhu, serta pompa air untuk sirkulasi air hidroponik semua bergantung pada listrik.

Kontainer berisi rak-rak hidroponik yang dilengkapi dengan lampu Grow Light LED sebagai pengatur cahaya dan sinar UV. Selain itu dipasang air conditioner (AC) untuk mengatur suhu dan kelembapan yang sesuai dengan jenis tanamannya.

"Untuk satu project container farming butuh Lampu LED 10 watt. Kita pakai 240 lampu. Selain itu untuk kebutuhan listrik blower, sekitar 4.000 VA. Untuk AC 1.000 VA. Jadi total 5.500 VA," ujar Ajie.

Pada udara terbuka, sayuran hidroponik seperti pokcoy mempunyai masa tanam 30-45 hari hingga panen. Sedangkan di dalam kontainer, waktu tanam bisa dipangkas hanya 25-30 hari.

"Keunggulan metode ini selain kecepatan masa tanam yaitu tanaman lebih steril bebas hama serangga serta binatang lainnya yang memakan tumbuhan," ujarnya.

Tanaman ditanam menggunakan rak hidroponik bersusun sehingga pada luas lahan yang sama akan mendapat hasil yang lebih banyak dibanding menanam langsung di tanah. Dalam menanam, masyarakat tidak bergantung lagi pada musim karena berada di ruangan tertutup yang cahaya dan suhunya terkontrol. Sehingga masyarakat juga bisa menanam berbagai jenis tanaman dari dataran tinggi yang bersuhu dingin.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement