Seorang pekerja menggunakan lift yang memuat palet bantuan kemanusiaan ke dalam truk untuk diangkut ke pelabuhan Larnaca dan kemudian akan dikirim ke Gaza, di sebuah gudang dekat Larnaca, Siprus, pada Rabu, (13/3/2024). (FOTO : AP Photo/Petros Karadjias)
Seorang anggota World Central Kitchen berjalan saat pekerja bantuan kemanusiaan dimuat ke dalam palet untuk diangkut ke pelabuhan Larnaca dan kemudian akan dikirim ke Gaza, di sebuah gudang dekat Larnaca, Siprus, pada hari Rabu, (13/3/2024). (FOTO : AP Photo/Petros Karadjias)
Seorang anggota World Central Kitchen menyiapkan palet berisi bantuan kemanusiaan untuk diangkut ke pelabuhan Larnaca dan kemudian akan dikirim ke Gaza, di sebuah gudang dekat Larnaca, Siprus, pada Rabu, (13/3/2024). (FOTO : AP Photo/Petros Karadjias)
Seorang anggota World Central Kitchen meminum air saat pekerja bantuan kemanusiaan dimuat ke dalam palet untuk diangkut ke pelabuhan Larnaca dan kemudian akan dikirim ke Gaza, di sebuah gudang dekat Larnaca, Siprus, pada hari Rabu, (13/3/2024). (FOTO : AP Photo/Petros Karadjias)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, SIPRUS. -- Seorang anggota World Central Kitchen menyiapkan palet berisi bantuan kemanusiaan untuk diangkut ke pelabuhan Larnaca dan kemudian akan dikirim ke Gaza, di sebuah gudang dekat Larnaca, Siprus, pada Rabu, (13/3/2024).
Otoritas Palestina pada Selasa menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merintangi upaya komunitas internasional dan Amerika Serikat untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
"Netanyahu dan staf militernya mengancam menginvasi Rafah tanpa memedulikan seruan komunitas internasional dan AS agar masyarakat sipil terlindungi dan kebutuhan hidup dasarnya terpenuhi," kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam pernyataannya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Israel berniat meneruskan genosida dan pemindahan paksa serta menghalangi pengiriman bantuan untuk rakyat Palestina, khususnya mereka yang terancam kelaparan di Gaza utara, menurut pernyataan otoritas Palestina.
sumber : AP Photo/Petros Karadjias