Sabtu 12 Apr 2025 20:00 WIB

Melihat Lebih Dekat Budidaya Tanaman Padi Organik Khas Seko di Luwu Utara

Padi ditanam secara alami dengan tidak menggunakan pupuk dan pestisida.

Red: Edwin Dwi Putranto

Warga memperlihatkan beras hasil tanaman padi orgnaik di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/4/2025). Petani di daerah pedalaman tersebut membudidayakan berbagai jenis padi khas Seko seperti dambo dan tarone secara alami atau organik dengan tidak menggunakan pupuk dan pestisida. (FOTO : ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Foto udara sejumlah petani menggotong mesin perontok bulir padi di area persawahan Sae, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/4/2025). Petani di daerah pedalaman tersebut membudidayakan berbagai jenis padi khas Seko seperti dambo dan tarone secara alami atau organik dengan tidak menggunakan pupuk dan pestisida. (FOTO : ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Warga menggiling gabah hasil tanaman padi orgnaik di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/4/2025). Petani di daerah pedalaman tersebut membudidayakan berbagai jenis padi khas Seko seperti dambo dan tarone secara alami atau organik dengan tidak menggunakan pupuk dan pestisida. (FOTO : ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Petani memanen padi di area persawahan Sae, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/4/2025). Petani di daerah pedalaman tersebut membudidayakan berbagai jenis padi khas Seko seperti dambo dan tarone secara alami atau organik dengan tidak menggunakan pupuk dan pestisida. (FOTO : ANTARA FOTO/Arnas Padda)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, LUWU UTARA -- Petani memanen padi di area persawahan Sae, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/4/2025).

Petani di daerah pedalaman tersebut membudidayakan berbagai jenis padi khas Seko seperti dambo dan tarone secara alami atau organik dengan tidak menggunakan pupuk dan pestisida.

Sektor pertanian khususnya padi menyumbang sekira 52 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Luwu Utara.

Dengan produksi mencapai 259.394 ton gabah kering panen, nilai perputaran uang yang dihasilkan dari sektor ini ditaksir menyentuh Rp1,5 triliun.

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement