REPUBLIKA.CO.ID, 20 Poin Rencana Donald Trump Akhiri Perang di Gaza
1. Gaza akan menjadi sebuah “zona deradikalisasi bebas-teror”
2. Gaza akan dibangun kembali untuk memperbaiki kehidupan rakyatnya
3. Perang berakhir segera setelah kedua pihak sepakat, dengan penarikan tentara Israel merujuk pada garis dan gencatan senjata yang disetujui
4. Semua sandera, hidup dan mati, dikembalikan dalam 72 jam setelah persetujuan Israel.
5. Israel akan membebaskan 250 narapidana seumur hidup Palestina, 1.700 tahanan, dan pertukaran jasad secara proporsional
6. Anggota Hamas yang menanggalkan senjatanya mendapatkan amnesti dan jalur aman untuk ke luar negeri
7. Bantuan kemanusiaan secara penuh segera masuk Gaza untuk membangun kembali infrastruktur esensial
8. Alur masuk bantuan secara bebas lewa PBB dan Bulan Sabit Merah, perlintasan Rafah dibuka di bawah perjanjian
9. Gaza dipimpin sementara oleh komite teknokratik Palestina di bawah sebuah dewan internasional termasuk mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan dipimpin oleh Donald Trump
10. Rencana ekonomi Trump jadi acuan untuk membangun kembali Gaza dengan investasi global dan penciptaan lapangan kerja
11. Zona spesial ekonomi ditetapkan dengan syarat-syarat perdagangan yang menguntungkan
12. Tidak ada pengusiran paksa. Warga Gaza bebas untuk bertahan, pergi atau kembali
13. Hamas dikecualikan dari pemerintahan, semua persenjataan dilucuti
14. Mitra kawasan menjamin kepatuhan Hamas dan keamanan
15. Pasukan Stabilisasi Internasional (SF) dikerahkan untuk mengamankan Gaza dan melatih polisi
16. Israel tidak akan menduduki Gaza, menarik pasukannya sejalan dengan perkembangan stabilitas dan demiliterisasi
17. Jika Hamas menolak rencana ini, area-area yang diserahkan oleh militer Israel kepada ISF tetap berproses
18. Dialog lintas iman akan digelar untuk mempromosikan “nilai-nilai toleransi dan perdamaian hidup berdampingan”
19. Reformasi meretas jalan menuju “penentuan nasib sendiri rakyat dan negara Palestina”.
20. Amerika Serikat memimpin dialog demi tercapainya sebuah masa depan perdamaian politik antara Israel dan Palestina.
Sumber: Al Jazeera
Pengolah: Andri Saubani