Jumat 11 Mar 2016 06:00 WIB

Sariban, Pejuang Kebersihan

.

Rep: Yogi Ardhi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Sariban (73) mencabut paku yang tertancap di salah satu pohon di Kota Bandung (Foto: Yogi Ardhi/Republika) (FOTO : Republika)

Sariban (73) memeriksa kamera tua miliknya (Foto: Yogi Ardhi/Republika) (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

Sariban (73) menujukkan puluhan paku dari puluhan kilogram paku yang dicabutinya dari pohon-pohon di Kota Bandung (Foto: Yogi Ardhi/Republika) (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

Sariban (73) bersama sepeda ontel yang menemaninya menjaga kebersihan di Kota Bandung (Foto: Yogi Ardhi/Republika) (FOTO : Republika/ Yogi Ardhi)

Sariban (73) di antara warga kota di CFD Dago, Kota Bandung (Foto: Yogi Ardhi/Republika) (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

Sariban (73) memunguti sampah yang dibuang warga di sela CFD Dago, Kota Bandung (Foto: Yogi Ardhi/Republika) (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

Bayangan Sariban (73) di sela aksi sosialisasi kebersihan di kegiatan CFD Dago di Kota Bandung (Foto: Yogi Ardhi/Republika) (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkah Anda membayangkan paku yang menancap di sebuah pohon di jalanan? Sariban pernah. Dia pernah mencabuti ratusan batang paku berbagai ukuran hanya dari satu batang pohon di Kota Bandung! Kepeduliannya terhadap ‘penderitaan pohon’ yang dipaku ditunjukkan dengan 15 karung berisi puluhan kilogram paku yang dicabutinya dari berbagai pohon di Kota Bandung.

Kini, 16 tahun sejak pensiun, kebiasaannya tidak banyak berubah. Sebagai relawan kebersihan Kota Bandung Sariban biasa berkeliling Kota Bandung dengan sepeda ontel-nya. Mulai radius 5 hingga 12 km Sariban mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan, sembari memungut sampah yang ada di jalanan yang dia mampu. 

Setiap akhir pekan dia berada di antara warga Bandung yang menikmati car free day di Kawasan Dago, Bandung. Sambil memunguti sampah-sampah yang ditinggalkan para pejalan kaki, Sariban terus mengimbau warga untuk menahan diri membuang sampah sembarangan.

Kebiasaannya yang ‘aneh’ ini selalu menjadi menarik perhatian. Tidak sedikit juga yang menganggapnya gila. Selalu mengenakan seragam kuning khas dinas kebersihan lengkap dengan topi caping yang juga berwarna kuning lengkap dengan atribut kebersihan berupa sapu, pengki, dan tempat sampah di sepedanya

Di usianya yang tidak muda lagi Sariban terus beraktivitas sebagai relawan sampah. Ketika ditanya sampai kapan dia akan terus menjalani hidup  seperti ini? “Sampai mati,” jawabnya. (Yogi Ardhi)

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement