Tampilan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PPTA) atau dinamai Wulung di PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Kota Bandung, Selasa (26/4). ( foto : Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)
Demo pesawat tanpa awak Wulung di hanggar PTDI, Kota Bandung, Selasa (26/4). (foto : Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)
Demo pesawat tanpa awak Wulung di hanggar PTDI, Kota Bandung, Selasa (26/4). (foto : Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)
Direktur PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Andi Alisjahbana (kiri) dan Kepala Pusat Kelaikan Badan Sarana Pertahanan Laksamana Pertama TNI M Sofyan menunjukan Type Certificate di PTDI, Kota Bandung, Selasa (26/4). (foto : Dede Lukman Hakim) (FOTO : Dede Lukman Hakim)
Penyerahan cinderamata berupa dokumentasi foto pesawat tanpa awak Wulung oleh Direktur PTDI Andi Alisjahbana (kiri) kepada Kepala Pusat Kelaikan Badan Sarana Pertahanan Laksamana Pertama TNI M Sofyan di PTDI, Selasa (26/4).(foto : Dede Lukman Hakim) (FOTO : Dede Lukman Hakim)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Wulung buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berhasil memperoleh sertifikat kelaikan dari Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Selasa (26/4).
Wulung dirancang untuk kepentingan intelijen, pengawasan, dan pengintaian dengan kemampuan terbang hingga radius 100 kilometer dari pusat pengendali. Selain itu juga mampu terbang selama 2-3 jam tanpa berhenti dengan ketinggian maksimal 5.500 kaki serta dilengkapi kamera dengan kualitas high definition yang berfungsi mengambil foto dan video yang dilengkapi dengan teknologi infra merah.