REPUBLIKA.CO.ID, Cina dikenal sebagai salah satu raksasa manufaktur di dunia. Hampir semua proses produksi industri mulau dari teknologi rendah hingga yang paling canggih bisa ditemukan di sini. Jumlah penduduk yang besar turut mendukung kemampuan ini.
Berabad lalu kekaisaran di Cina menjadi salah satu kekuatan superpower dengan kedigdayaan militer, ilmu pengetahuan dan kebudayannya. Banyak warisan budaya yang bisa ditemukan di Cina hingga kini. Di sisi lain pada tengah era industrialisasi masif di Cina sekarang ini orang-orang yang masih memegang tradisi warisan budaya terasa semakin langka.
Li Liangui adalah salah satu conto fenomena ini. Seorang pendekar kungfu aliran Suguo Gung di Beijing, Cina. Aliran kungfu ni tergolong langka karena hanya segelintir orang yang masih berlatih mempraktekannya. Suguo Gung dikenal sebagai aliran kungfu shrinking body karena memiliki gerakan khas pada kelenturan tubuh (dengan melakukan dislokasi sendi jika perlu) dalam gerakannya selain pukulan, tendangan, bantingan dan kuncian.
Sayangnya praktisi aliran ini tinggal Li Laingui seorang. Menurutnya jika dia meninggal maka aliran ini akan punah dari khazanah Kung Fu Cina. Fenomena serupa terjadi pada aliran-aliran kungfu lain. Ada ratusan aliran kungfu di Cina yang sempat mengalami kejayaan pasca era keemasan film-film mendiang Bruce Lee. Kini beberapa aliran kungfu ini menuju masa senjakala,