REPUBLIKA.CO.ID, Pada tahun 1964 - 1973 pesawat-pesawat perang AS menjatuhkan lebih dari 270 juta bom dalam berbagai jenis di Provinsi Xieng Khouang wilayah negara Laos saat di masa Perang Vietnam. Pemboman ini sebagai bagian perang rahasia yang digelar CIA untuk mengejar pendukung-pendukung pasukan komunus Vietnam.
Sepertiga dari bom yang dijatuhkan saat itu gagal meledak dan menjadi ancaman bagi warga sekitar Provinsi Xieng Khouang Laos hingga kini. Provinsi yang memiliki kawasan pegunungan nan hijau yang berpotensi besar sebagai kawasan wisata. Namun hal itu mustahil dilakukan selama puluhan juta amunisi sisa Perang Vietnam mengancam setiap waktu.
Bom-bom AS itu hingga kini masih menjadi penyebab terbunuhnya warga Laos. Di seluruh negeri sekitar 20.000 jiwa terenggut sejak perang itu. Kebanyakan korban adalah anak-anak. Setidaknya diperlukan $25 juta dolar diperlukan setiap tahun selama sau dekade ke depan untuk membersihkan lahan di Laos dari bom-bom ini.
Walau kini jumlah korban bom-bom ini semakin menurun, pada tahun 2008 tercatat 300 korban dibandingkan tahun 2015 ‘hanya’ 42 peristiwa. Namun secara persentase jumlah korban luka dan meninggal pada anak-anak justru meningkat.
Salah seorang warga, Pomee Kaewpimpa (59) saat bom berjatuhan di Provinsi Xieng Khouang dia masih kanak-kanak. Dia mengatakan bom Pasukan AS bisa mencapai 3 kali dalam sehari. Kini Pomee yang telah menjadi sesepuh di desanya ingin Washington bertanggungjawab.
“Selama semua bom yang ada belum diangkat, anak-anak kami akan selalu berada dalam ancaman bahaya,” ujarnya. “Saya ingin tahu apakah Amerika merasa menyesal telah menghancurkan negeri Kami ini dengan bom mereka?”