Rabu 23 Nov 2016 23:21 WIB

International Mathematics and Science Olympiade 2016 di Tangerang (Bagian Kedua)

.

Rep: Republika/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

International Mathematical and Science Olympiad (IMSO) 2016 (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

International Mathematical and Science Olympiad (IMSO) 2016 (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

International Mathematical and Science Olympiad (IMSO) 2016 (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

International Mathematical and Science Olympiad (IMSO) 2016 (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

International Mathematical and Science Olympiad (IMSO) 2016 (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kemudian, Executive Board Comitte IMSO mengadakan rapat untuk menentukan negara pengganti. Indonesia, yang pada saat itu diwakili oleh utusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan KPM ditawari untuk menjadi tuan rumah. 

 

"Karena alasan dana, pihak Kemdikbud menolak untuk menjadi tuan rumah," ujar Ridwan kepada Republika di Jakarta, Selasa (8/11). Lantaran semangat yang begitu besar akhirnya KPM menyatakan siap untuk menjadi tuan rumah IMSO for Primary School 2016, setelah mendapat dukungan dari Wali Kota Tangerang.

 

Awal mulanya, menurut Ridwan, banyak yang meragukan kesanggupan KPM menjadi tuan rumah. Sebab, KPM adalah sebuah lembaga yang menjalankan operasionalnya dengan bayaran seikhlasnya. "Orang bertanya-tanya, dari mana KPM akan mendapat dana untuk melaksanakan IMSO 2016?" ujar Ridwan. 

 

Sebab, KPM yang saat ini dikenal juga sebagai pendiri Kampung Matematika di Laladon, Bogor, harus menyiapkan berbagai hal. Sebagai tuan rumah, KPM jelas harus membiayai hotel, akomodasi, transportasi, dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan IMSO for Primary School 2016. Ketidakpercayaan banyak orang, menurut Ridwan, dijawab KPM dengan kerja keras dan doa serta selalu berkoordinasi dengan Pemkot Tangerang yang punya andil besar.

 

Kerja yang dilakukan KPM adalah dengan membangun kepercayaan negara-negara luar sehingga akhirnya, banyak negara yang mau mengikuti IMSO for Primary School 2016. Jumlah negara asal peserta yang menembus 22 negara merupakan yang terbesar sejak IMSO pertama kali digelar pada 2003.

 

Selain itu, dia mengatakan, KPM juga aktif mencari dukungan dari berbagai pihak, pemerintah ataupun swasta. Seperti dari PT Pertamina (Persero) dan Dunia Fantasi yang berada di bawah naungan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.  Pihak lain yang turut berkontribusi adalah Republika dan Bogor Plus dari unsur media massa. 

 

"Doa terus dilakukan dengan melakukan berbagai aktivitas ibadah, dan inilah yang bisa menghasilkan rezeki yang tidak disangka-sangka," ujar Ridwan. Ia menambahkan, keberanian KPM menjadi tuan rumah bukan untuk gagah-gagahan, melainkan lebih karena ingin menyelamatkan IMSO. Sebuah lomba yang diinisiasi oleh Kemdikbud sejak 2003.

 

Namun dalam lima tahun terakhir, perlombaan tersebut diadakan di luar negeri karena menarik perhatian berbagai negara. Selain itu, Ridwan mengatakan, KPM juga ingin memberikan kesempatan banyak siswa di Indonesia untuk merasakan perlombaan bertaraf internasional. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement