Hasil sayuran yang ditanam di fasilitas Rumah Kelola Sampah (RKS) Ciputat, Tangerang Selatan. (FOTO : Republika/Amin Madani)
Hasil sayuran yang ditanam di fasilitas Rumah Kelola Sampah (RKS) Ciputat, Tangerang Selatan. (FOTO : Republika/Amin Madani)
Hasil sayuran yang ditanam di fasilitas Rumah Kelola Sampah (RKS) Ciputat, Tangerang Selatan. (FOTO : Republika/Amin Madani)
Hasil sayuran yang ditanam di fasilitas Rumah Kelola Sampah (RKS) Ciputat, Tangerang Selatan. (FOTO : Republika/Amin Madani)
Fasilitas Rumah Kelola Sampah (RKS) di Ciputat, Tangerang Selatan. (FOTO : Republika/Amin Madani)
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie (kiri) bersama Senior General Manager CSR & Corporate Communication HERO Group Natalia Lusnita (kanan) saat peresmian Rumah Kelola Sampah (RKS) di Ciputat Tangerang Selatan, Rabu (3/5). (FOTO : Republika/Amin Madani)
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie (kiri) bersama Senior General Manager CSR & Corporate Communication HERO Group Natalia Lusnita saat peresmian Rumah Kelola Sampah (RKS) di Ciputat Tangerang Selatan, Rabu (3/5). (FOTO : Republika/Amin Madani)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pengelolaan sampah terutama di kota-kota besar Indonesia merupakan masalah yang serius yang belum terselesaikan hingga saat ini. Ditjen Pengelolaan Sampah,Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup memprediksi, produksi sampah pada 2019 akan mencapai 68 juta ton dan sebanyak 9,52 juta ton diantranya berasal dari sampah plastik.
Untuk membantu pemerintah dalam mengurangi dampak penumpukan dan pencemaran sampah, Hero Group bekerja sama dengan pemerintah kota Tangerang Selatan mendirikan Rumah Kelola Sampah (RKS) di Jalan Bineka, Ciputat, Tangerang Selatan.
Melalui program RKS, masyarakat diberi pelatihan tentang pengelolaan sampah secara terpadu dan tepat guna, serta mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Diantaranya melalui pelatihan budidaya tanaman hidroponik.