Selasa 06 Jun 2017 23:47 WIB

Pesantren Sepuh (Bagian Dua)

.

Rep: Nico Kurnia Jati/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Santri sepuh laki-laki mengisi waktu berpuasa dengan mendaras bacaan Alquran di Pesantren Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (FOTO : Nico Kurnia Jati)

Lengan renta santri sepuh saat mendaras bacaan Alquran di Pesantren Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (FOTO : Nico Kurnia Jati)

Tempat berwudhu pondok dilengkapi pegangan railing untuk memudahkan santri sepuh melangkah. (FOTO : Nico Kurnia Jati)

Santri sepuh laki-laki Pondok Sepuh terlelap di ruang masjid. (FOTO : Nico Kurnia Jati)

Warga melintas di depan tong amal solihin, tong tersebut merupakan sebutan atau istilah di kalangan santri sepuh untuk mengibaratkan kotak amal. (FOTO : Nico Kurnia Jati)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Adapun materi kegiatan yang dilakukan para santri, dimulai dari mengikuti pengajian sebelum shalat dhuhur, sebelum dan sesudah shalat ashar. Sebelum shalat dhuhur di isi dengan pengajian tentang fikih, sebelum ashar soal tasawuf, dan setelah ashar diisi cerita para nabi atau cerita islami. Sedangkan di luar kegiatan mendengarkan pengajian mereka membaca Alquran. Berbagai kemudahan diberikan oleh pengurus Pesantren seperti bagi perempuan yang belum lancar membaca Alquran pondok menyediakan guru pembimbing.

Program khusus santri sepuh di bulan Ramadhan yang sudah  berlangsung sejak 1980 semakin hari peminatnya terus bertambah.  Keberadaan Pondok Sepuh Payaman semakin dikenal dari mulut ke mulut di luar Kota Magelang sehingga semakin hari peminat dari luar daerah semakin banyak. Pondok sepuh tersebut tidak banyak mengekang para santri sepuh, santri sepuh dibiarkan untuk mengikuti atau tidak mengikuti setiap kegiatan sesuai dengan takaran  kesehatan, tenaga dan niat santri. 

Panitia sangat memaklumi kekuatan atau takaran tenaga setiap santri sepuh dikarenakan memang rata-rata berusia 55-80 tahun sehingga beberapa santri mengnal istilah “Istirahatipun sak kersane santri” ( Waktu istirahatnya terserah masing-masing santri ). Materi pengajian yang disampaikanpun sederhana namun menentramkan hati seperti materi ceramah yang diberikah KH. Muhammad Tibyan banyak memberikan ceramah yang berisikan nilai-nilai kehidupan yang istiqomah, qonaah, selalu bersabar dan berserah diri dalam menjalani kehidupan di usia senja.

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement