Rabu 27 Sep 2017 23:26 WIB

Melestarikan Batik Betawi (1)

.

Rep: Syailendra Hafiz Wiratama/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Penggagas sanggar batik betawi Terogong Siti Laela (54) menjelaskan ciri khas motif batik betawi di kawasan Terogong, Cilandak, Jakarta, Selasa (29/8). (FOTO : Syailendra Hafiz Wiratama/Antara)

Seorang perajin mencetak kain batik khas Betawi menggunakan malam atau lilin yang dipanaskan di kawasan Terogong, Cilandak, Jakarta, (FOTO : Syailendra Hafiz Wiratama/Antara)

Penggagas sanggar Batik Betawi Terogong Siti Laela (kanan) bertukar pikiran mengenai batik Betawi bersama sejumlah pengunjung di kawasan Terogong, Cilandak, Jakarta. (FOTO : Syailendra Hafiz Wiratama/Antara)

Sejumlah perajin mewarnai kain batik khas Betawi menggunakan Canting di Sanggar Batik Terogong, Cilandak, Jakarta. (FOTO : Syailendra Hafiz Wiratama/Antara)

Seorang perajin mewarnai kain batik khas Betawi menggunakan canting di kawasan Terogong, Cilandak, Jakarta, Jumat (FOTO : Syailendra Hafiz Wiratama/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah sejak lama batik dianggap sebagai salah satu identitas bagi suatu daerah. Batik merupakan kain bergambar yang cara pembuatannya dibutuhkan teknik khusus dalam prosesnya. Saat ini batik yang populer adalah batik khas dari Jawa seperti batik Solo, Pekalongan, dan Yogyakarta. 

 

Namun ternyata tidak banyak orang yang menyadari bahwa di Jakarta sendiri ada batik khas Betawi. Sebagai salah satu simbol identitas daerahnya, batik betawi memang tidak begitu kesohor, bahkan kini menjadi barang langka. Beruntung ada beberapa pihak yang berusaha keras untuk melestarikannya, di antaranya sanggar Batik Betawi Terogong yang terus memproduksi batik khas Betawi. 

 

Sanggar yang didirikan Siti Laela di kawasan Terogong, Cilandak ini bertujuan untuk melestarikan batik Betawi yang saat ini memang sudah sangat sulit ditemukan dan sekaligus menjadi tujuan wisata di Jakarta. 

 

Batik Betawi saat ini memang tergolong barang yang langka alias sangat jarang ditemukan di butik atau toko yang menjual kain batik. Hal ini disebabkan karena minimnya pembatik yang berminat khusus pada batik Betawi. 

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement