Senin 09 Oct 2017 08:28 WIB

Mewujudkan Pusat Perikanan Nasional di Natuna (1)

.

Rep: M. Agung Rajasa/ Red: Mohamad Amin Madani

Ikan Napoleon (Chielinus Undulatus) berada di keramba di pulau Sedanau, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. (FOTO : Antara/M Agung Rajasa)

Foto udara keramba apung yang dibangun warga di atas laut pulau Sedanau, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. (FOTO : Antara/M Agung Rajasa)

Foto udara keramba apung yang dibangun warga di atas laut pulau Sedanau, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (FOTO : Antara/M Agung Rajasa)

Pekerja menyusun ikan tangkapan di Cold Storage Perum Perindo Unit Natuna, Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. (FOTO : Antara/M Agung Rajasa)

Warga membawa ikan Bandeng laut di kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. (FOTO : Antara/M Agung Rajasa)

Nelayan melintas di dermaga kecil di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. (FOTO : Antara/M Agung Rajasa)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA -- Siang itu, seorang nelayan dengan motor tuanya membawa bandeng laut besar di atas jok motor menuju sebuah warung kopi di kota Ranai, ia mencoba menjual ikan tersebut kepada pemilik warung dari hasil tangkapannya di perairan Natuna.

Pagi dan sore biasanya nelayan dengan kapal kecil hilir mudik untuk mencari ikan di sepanjang laut Natuna dan membongkar muatan setelah semalaman hingga satu minggu menangkap ikan dengan cara tradisional.

Natuna memiliki segudang kelebihan sebagai kepulauan di garis terdepan Indonesia, salah satunya potensi sumber daya perikanan laut yang ditaksir lebih dari satu juta ton per tahun. Namun, belum digarap dengan maksimal, selama ini para nelayan memilih mencari ikan dalam jumlah kecil, sementara untuk yang dalam jumlah besar itu hanya didominasi para pengusaha.

Perairan pulau Natuna juga memiliki primadona ikan seperti ikan Kerapu dan Napoleon yang menjadi salah satu komoditi ekspor andalan nelayan di pulau Sedanau, Kabupaten Natuna. Jenis ikan ini dibudidaya nelayan dengan ratusan keramba di pesisir pulau Sedanau dan dibanderol dengan harga Rp1 juta per ekor dengan berat 9 ons. Konsumen paling besar ikan tersebut adalah Hong Kong, dan Tiongkok.

Untuk membantu meningkatkan kehidupan para nelayan dan memajukan industri perikanan di kawasan itu, Kementerian dan Kelautan dan Perikanan (KKP) telah membangun salah satu Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna di Selat Lampa, Natuna dan juga mencakup budidaya perikanan serta rumput laut yang difokuskan di pulau Sedanau dan pulau Tiga.

Selain itu juga dibangun pelabuhan dengan standar internasional dan industri pengolahan serta pemasaran secara bersamaan dan sejumlah fasilitas seperti ice flake machine (5 unit), integrated cold storage kapasitas 200 ton (1 unit) dan 3.000 ton (1 unit), mobile berpendingin, instalasi karantina ikan, pembangunan fasilitas bangunan darat.

Selat Lampa akan jadi tempat baru untuk industri perikanan nasional. Nelayan lokal juga bisa memasarkan hasil tangkapannya ke Selat Lampa. Dengan fasilitas seperti ini, harapan untuk menjadikan Natuna menjadi pusat perikanan nasional bisa terwujud. Dengan demikian, stok ikan yang mencapai 1,1 juta ton per tahun di Natuna juga bisa dimanfaatkan dengan baik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement