Jumat 03 Nov 2017 22:49 WIB

Lintas Ekonomi dan Bisnis

.

Rep: Republika, Antara/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Wartawan melihat layar lokasi penyaluran BBM satu harga on progress PT Pertamina 2017 saat keteranga pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/11). (FOTO : Yasin Habibi/ Republika)

Aktivitas perbankan di Bank Syariah Mandiri KC Jakarta Thamrin, Jumat (3/11). Perbankan syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan dobel digit sampai akhir 2017. Sementata proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan kredit di kisaran 8-10 persen. (FOTO : Yasin Habibi/Republika)

Seorang tamu melintasi backdrop di sela 'Due Diligence & Public Expose' Penawaran Umum Obligasi I Tahun 2017 PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) (FOTO : Yogi Ardhi/Republika)

Seorang pekerja melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (3/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 8,4 poin atau 0,14 persen ke 6.039 poin. (FOTO : Akbar Nugroho Gumay/Antara)

Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Tbk melakukan pemasangan meteran jaringan gas rumah tangga di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/11). Saat ini PGN telah memasok gas bumi di Palembang ke 6.045 pelanggan (FOTO : Nova Wahyudi/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM mengakui salah satu kendala dalam realisasi BBM satu harga adalah kendala perizinan. Selain persoalan izin seperti IMB ada beberapa letak titik pembangunan SPBU yang berbeda antara pemerintah dan pemerintah daerah. Untuk bisa menyelesaikan persoalan tersebut, pemerintah berencana untuk menemui pemimpin pemerintah daerah di 14 titik yang masih bermasalah.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Harya Adityawarman mengaku optimistis 54 titik BBM satu harga tetap terealisasi pada 2017 ini. "Kami lakukan pemetaan, ketika ada masalah perizinan, nanti langsung temui bupati untuk urus izin agar segera dibangun," ujar Didit di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (3/11).

 

Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro menilai Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau yang dikenal dengan Bandara Kertajati akan menjadi pusat pertumbuhan baru di wilayah Jawa Barat.

"Saya pikir Kertajati akan menjadi pusat pertumbuhan baru karena Jawa Barat ini pusat pertumbuhannya hanya bertumpu di daerah Bandung, Bekasi, Bogor, dan Cirebon. Nah di tengahnya ini agak kosong dan kalau tidak dibangun dengan baik nantinya tidak akan berkembang dan tidak semaju daerah lainnya dan ini tidak 'fair; untuk warga Jabar terutama daerah sini," ujar Bambang saat melakukan kunjungan lapangan ke Bandar Udara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/11). Berikut berita foto lintas ekonomi dan bisnis selengkapnya.

 

sumber : Republika, Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement