REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran meningkat pada Oktober 2017. Tren itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Oktober tahun ini sebesar 202,3. Menurut data yang dilansir BI, angka itu tumbuh 2,2 persen year on year (yoy). Dengan begitu, lebih tinggi dibandingkan September 2017 sebesar 1,8 persen.
"Peningkatan penjualan ritel terjadi pada kelompok makanan yang tumbuh 9,9 persen yoy. Lebih tinggi dibandingkan 7,6 persen yoy pada September 2017," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal melalui keterangan resmi, Senin, (11/12).
Sementara itu Bank Negara Indonesia (BNI) menilai Bank Indonesia (BI) dengan Bank Sentral Malaysia (BNM) serta Thailand (BOT) dinilau akan berefek positif pada perekonomian Indonesia. Dikarenakan kerja sama ini bisa mengurangi penggunaan mata uang dolar AS.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, selama ini ketergantungan Indonesia terhadap dolar AS cukup tinggi. Maka diharapkan, sinergi bank sentral tiga negara tersebut bisa mengurangi pemakaian dolar AS.
Lebih lanjut, Baiquni mengatakan, berlakunya penggunaan local currency dalam kegiatan ekspor impor, bisa mengurangi biaya transaksi nasabah. Bank berpelat merah ini pun telah dipilih ditunjuk menjadi salah satu bank dari Indonesia untuk operasionalisasi framework Local Currency Settlement (LCS) kurs rupiah-ringgit serta untuk kurs rupiah-baht.