Senin 11 Dec 2017 23:00 WIB

Lintas Ekonomi dan Bisnis

.

Rep: Republika, Antara Foto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Transaksi Mata Uang Lokal. Petugas menghitung mata uang Rupiah di jasa penukaran uang, Jakarta, Senin (11/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Pengunjung memilih pakaian di salah satu perbelanjaan, Jakarta, Senin (11/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (IPC) Elvyn G Masassya (kedua kanan) bersiap berfoto bersama dengan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia Investama Randy Pangalila (kiri), Direktur Keuangan IPC & Komisaris Utama PT Pelabuhan Indonesia Investama Iman Rachman (kedua kiri) dan Komisaris IPC Andhi Nirwanto (kanan) pada acara peluncuran PT Pelabuhan Indonesia Investama, di Jakarta, Senin (11/12). PT (FOTO : Widodo S Jusuf/Antara)

Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta, Senin (11/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja memberikan sambutan disela acara penandatangan perjanjian kerja sama antara BCA dan AirAsia di Jakarta, Senin (11/12). BCA dan Air Asia bekerja sama dalam layanan penerimaan pembayaran Top UP dana deposit bagi mitra agen perjalanan (travel agent) AirAsia secara online. (FOTO : Dok BCA)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan eceran meningkat pada Oktober 2017. Tren itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Oktober tahun ini sebesar 202,3. Menurut data yang dilansir BI, angka itu tumbuh 2,2 persen year on year (yoy). Dengan begitu, lebih tinggi dibandingkan September 2017 sebesar 1,8 persen.  

"Peningkatan penjualan ritel terjadi pada kelompok makanan yang tumbuh 9,9 persen yoy. Lebih tinggi dibandingkan 7,6 persen yoy pada September 2017," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal melalui keterangan resmi, Senin, (11/12).

Sementara itu Bank Negara Indonesia (BNI) menilai  Bank Indonesia (BI) dengan Bank Sentral Malaysia (BNM) serta Thailand (BOT) dinilau akan berefek positif pada perekonomian Indonesia. Dikarenakan kerja sama ini bisa mengurangi penggunaan mata uang dolar AS. 

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, selama ini ketergantungan Indonesia terhadap dolar AS cukup tinggi. Maka diharapkan, sinergi bank sentral tiga negara tersebut bisa mengurangi pemakaian dolar AS. 

Lebih lanjut, Baiquni mengatakan, berlakunya penggunaan local currency dalam kegiatan ekspor impor, bisa mengurangi biaya transaksi nasabah. Bank berpelat merah ini pun telah dipilih ditunjuk menjadi salah satu bank dari Indonesia untuk operasionalisasi framework Local Currency Settlement (LCS) kurs rupiah-ringgit serta untuk kurs rupiah-baht.

sumber : Republika, Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement