Rabu 13 Dec 2017 22:16 WIB

Wanita Rohingya Korban Perkosaan Militer Myanmar

.

Rep: Kristen Gelinau, Wong May E/AP Photo/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Foto kompilasi pengungsi Rohingya di Gundum dan Kutupalong yang mengaku menjadi korban perkosaan militer Myanmar. (FOTO : Wong May E/AP Photo)

F, 22, menjadi korban perkosaan militer Myanmar pada bulanJuni dan September. Kini dia berada di kamp pengungsian Kutupalong di Bangladesh (FOTO : Wong May E/AP Photo)

S, 25, ibu dari dua anak, ini menjadi korban perkosaan militer Myanmar pada bulan Agustus. Kini dia berada di kamp pengungsian Kutupalong di Bangladesh (FOTO : Wong May E/AP Photo)

F,27, ibu dari tiga anak, ini menjadi korban perkosaan militer Myanmar pada bulan Agustus. Kini dia berada di kamp pengungsian Kutupalong di Bangladesh (FOTO : Wong May E/AP Photo)

M, 35, ibu seorang anak, pengungsi Rohingya korban perkosaan militer Myanmar. Kini ia berada di kamp pengungsian Gundum di Bangladesh (FOTO : Wong May E/AP Photo)

K, 30, ibu seorang anak, pengungsi Rohingya korban perkosaan militer Myanmar. Kini ia berada di kamp pengungsian Kutupalong di Bangladesh (FOTO : Wong May E/AP Photo)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, UKHIA, BANGLADESH -- Wanita-wanita Rohingya mengaku menjadi korban perkosaan militer Myanmar. Kejadian berlangsung pada 2016. Associated Press mewawancarai 29 korban perkosaan yang ada di Kamp Gundum dan Kutupalong. Mereka berasala dari Rakhine dan kejadian berlangsung sekitar Oktober 2016 dan pertengahan September.

 

Dalam sebuah kunjungan jurnalis asing ke Rakhine pertanyaan ini kembali dikonfirmasi kepada pemerintah Rakhine.  Menteri Perbatasan Rakhine, Phon Tint, menjawab, “Mereka mengklaim sebagai korban perkosaan, tapi lihat penampilan mereka. Apakah mereka cukup menarik untuk diperkosa?”

 

 

Namun hasil pemeriksaan dokter sukarelawan menunjukkan hal lain. Tim dokter mengkonfirmasi terdapat 113 kasus yang menunjukkan korban kekerasan seksual. Sepertiga dari mereka berumur 18 tahun dengan korban termuda 9 tahun. Jumlah temuan ini hanya fenomena puncak gunung es dari jumlah korban sesungguhnya yang enggan melapor. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement