Senin 08 Jan 2018 22:49 WIB

Lintas Ekonomi dan Bisnis

.

Rep: Republika, Antara Foto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Direktur Kelembagaan Bank Mandiri Kartini Sally dan Dirut RS Pusat Otak Nasional (PON) dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS bertukar naskah penandatanganan perjanjian kerjasama di Jakarta, Senin (8/1). (FOTO : Republika/Prayogi)

Petani merontokan gabah saat panen padi di Bogor, Jawa Barat, Senin (8/1). Perum Bulog memasang target penyerapan beras sebesar 2,7 juta ton pada 2018. (FOTO : Yulius Satria Wijaya/Antara)

Petugas memberikan informasi kepada nasabah di kantor Pelayanan Aswata Takaful , Jakarta, Senin (8/1). (FOTO : Republika/Prayogi)

Buruh tani melakukan penyadapan getah dari pohon pinus di Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (8/1). Getah pinus yang biasa digunakan sebagai bahan baku cat, kosmetik, bahan dasar aneka industri, farmasi dan pengobatan ini dijual Rp3.400 per kilogram. (FOTO : Agung Rajasa/Antara)

Pekerja beraktivitas saat pemasangan fasilitas eskalator Kereta Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Jakabaring Zona 5 pembangunan LRT Palembang, Sumatra Selatan, Senin (8/1). Pemasangan fasilitas eskalator dan lift di Stasiun Jakabaring saat ini telah memasuki tahap penyelesaian. (FOTO : Nova Wahyudi/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri menyiapkan layanan jasa perbankan yang terintegrasi dan berbasis Informasi Teknologi (IT) di lingkungan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON). Layanan tersebut akan memanfaatkan produk Bank Mandiri, dalam menyediakan data keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan untuk mendukung kepentingan pelayanan di rumah sakit tersebut.

Dalam kerja sama ini, RSPON akan memanfaatkan Mandiri Hospital Application (MHAs) yang telah terintegrasi dengan sistem IT RSPON dalam pengelolaan keuangan. Layanan tersebut antara lain, proses penerimaan pendapatan dengan Virtual Account, pemanfaatan likuiditas dengan cash management, maupun pemanfaatan payment dengan payroll system.

Sementara itu Perum Bulog akan kembali menggencarkan kegiatan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras yang tengah bergejolak. Kepala Divisi Penyaluran Bulog Abdul Muis mengatakan, operasi pasar tersebut akan menyasar 198 titik pasar di 26 divisi regional seluruh Indonesia.

Kendati begitu, ia tidak menyebut berapa banyak volume beras cadangan pemerintah yang akan digelontorkan dalam upaya stabilisasi harga kali ini. "Kita siapkan dalam jumlah yang sangat besar. Tergantung kemampuan pasar menampung beras Bulog," ujarnya, lewat pesan singkat pada Republika, Senin (8/1).

sumber : Republika, Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement