Jumat 02 Feb 2018 20:46 WIB

Lintas Ekonomi dan Bisnis

.

Rep: Republika, Antara Foto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Pekerja melalukan pengeboran di sumur JAS -D milik Pertamina di Subang, Jawa Barat, Jumat (1/2). Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) menggunakan Syber Rig dengan pengoperasian penggunaan remote control untuk untuk melakukan eploitasi migas guna menjaga ketahanan energi nasional. (FOTO : Dedhez Anggara/Antara)

Director of Corporate Communication PT Pharos Indonesia, Ida Nurtika (kiri) (FOTO : RepublikaTV/Surya Dinata)

Nelayan memperbaiki alat tangkap cantrang di Pelabuhan Branta, Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (2/2). Nelayan cantrang di daerah itu mulai beroperasi lagi setelah pemerintah menunda larangan penggunaan alat tangkap tersebut. (FOTO : Saiful Bahri/Antara)

Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga (kedua dari kanan) dan Presiden Direktur Telstra Andrew Penn (kedua dari kiri) menandatangani nota kesepahaman pembentukan Global Delivery Center (GDC) Indonesia disaksikan oleh Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan (kiri) dan Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom David Bangun (kanan) di Jakarta, Rabu (31/1).  (FOTO : Dok Telkom)

Direktur Compliance, Corporate Secretary and Legal CIMB Niaga Fransiska Oei (tengah) berbincang dengan CFO Groups Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Stella Tambunan (kiri) dan Sekretaris Indonesia Heritage Foundation (IHF) Rahma Dona usai memberikan dana kepada YCAB dan IHF pada acara Akuntabilitas Program Aku Menabung dan Berbagi (AMDB) 2017 di Jakarta, Jumat (2/2). (FOTO : Darmawan / Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- PT Pertamina Drilling Services Indonedia (PDSI) saat ini sedang mengeksplorasi lapangan atau Wilayah Kerja (WK) Jatiasri-9 (Jas-9) milik PT Pertamina EP. Dengan menggunakan rig pengeboran berbasis komputer, lapangan tepat di pertengahan sawah daerah Subang, Jawa Barat itu dinilai berpotensi.

Company Manager Lapangan Jas_9 Reza Yudha Pramono mengatakan saat ini memang belum bisa ditargetkan produksi minyak di WK tersebut. Namun lokasi itu menurutnya berpotensi. "Berpotensi menghasilkan 300 barel per hari," kata Reza saat ditemui di Lapangan Jas-9, Jumat (2/2).

Sementara itu  PT Pharos Indonesia, terus melakukan upaya penarikan terhadap produk Viostin DS. Produk suplemen kesehatan sendi itu terindikasi mengandung DNA babi.

Corporate Communications Director PT Pharos Indonesia, Ida Nurtika mengatakan, penarikan sendiri dilakukan secara bertahap dan telah dilakukan sejak November lalu, setelah adanya temuan dari BPOM terhadap salah satu bets dengan nomor BN C6K994H. Selain melakukan penarikan, pihaknya juga telah melakukan penghentian produksi terhadap produk tersebut.

sumber : Republika, Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement